Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Eslandia berharap dapat mewujudkan kerjasama di bidang pengembangan panas bumi di Indonesia pada 2008. Keterangan resmi Departemen Luar Negeri di Jakarta hari Senin menyebutkan bahwa kerjasama itu diharapkan terwujud saat kedua negara memperingati 25 tahun hubungan diplomatiknya. Guna menindaklanjuti pembicaraan kerjasama panas bumi ke arah lebih nyata, kedutaan besar Indonesia Oslo akan menggalang kunjungan pengusaha panas bumi Eslandia pada akhir oktober 2007 ke Indonesia. Panas bumi merupakan salah satu prioritas kerjasama antara Indonesia dengan Eslandia, karena kedua negara memunyai potensi cukup besar untuk sumberdaya itu. Salah satu yang membedakan kedua negara itu adalah bahwa sekitar 72 persen dari kebutuhan listrik dan pemanas Eslandia dipasok dari panas bumi ramah lingkungan, sedangkan di Indonesia, pengembangan daya panas bumi baru mencapai sekitar tiga persen dari potensinya. Dari sisi potensi panas bumi, Indonesia memunyai sumberdaya paling besar di dunia, yaitu sekitar 40 persen. Dari sumberdaya tersebut, yang dapat dikembangkan sekitar 27.000 megawat, sementara yang sudah digunakan baru sekitar 962 megawat. Pemerintah Indonesia telah membuat peta jalan, yang menargetkan pada tahun 2025 dicapai pengembangan daya panas bumi sekitar 9.500 megawat. Untuk pengembangan itu diperlukan modal dan dukungan teknis lain. Selama ini, kerjasama antara kedua negara itu adalah di bidang pelatihan ahli panas bumi Indonesia di Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa Reykjavik. Sementara itu, pada saat pelaksanaan Forum Geotermal Indonesia-Eslandia, 12-13 September 2007, di Reykjavik, Eslandia, pemodal Eslandia menyatakan siap bekerjasama di bidang panas bumi dengan Indonesia. Kesiapan pemodal panas bumi tersebut didukung penuh pemerintah Eslandia, yang disampaikan melalui Presiden dan Menteri Industri Eslandia dalam pertemuannya dengan Menteri ESDM dan Dutabesar Indonesia di Reykjavik. Dalam forum itu ditandatangani nota persepahaman antara Pertamina dan Reykjavik Energi untuk pengembangan panas bumi di Indonesia.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007