Moskow (ANTARA News) - Campur tangan militer Amerika Serikat (AS) di Iran merupakan suatu "kekeliruan politis" yang akan mengakibatkan "bencana besar", kata wakil menteri luar negeri Rusia, Alexander Losyukov, dalam suatu wawancara yang diterbitkan hari Selasa. "Secara umum, pemboman terhadap Iran akan merupakan langkah buruk dan akan berakhir dengan konsekuensi bencana besar," katanya kepada harian Vremya Novosti. Losyukov mengungkapkan harapan agar tidak terjadi peningkatan ketegangan di kawasan tersebut, setidak-tidaknya sebelum selesainya konferensi tingkat tinggi negara-negara Laut Kaspia yang akan berlangsung di Teheran pada 16 Oktober. "Saya ragu kalau Amerika akan membom saat konferensi tingkat tinggi Kaspia. Saya kira mereka akan menahan diri, karena jika tidak, mereka akan mendapat masalah besar," katanya saat menjawab pertanyaan. "Kami yakin tidak ada solusi secara militer dalam masalah Iran. Itu tidak mungkin, lagipula, sudah jelas bahwa tidak ada solusi secara militer dalam masalah Irak. Bahkan untuk Iran, masalahnya bisa lebih rumit," katanya. Losyukov mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya evakuasi secepat mungkin untuk para ahli Rusia yang sedang mengerjakan konstruksi fasilitas nuklir di Bushehr. "Seiring makin sulitnya keadaan di Iran, kami berencana mengevakuasi para ahli kami. Mereka sudah siap," kata wakil menteri tersebut sambil menyatakan harapan agar langkah tersebut tidak akan diperlukan. Cara militer hanya akan "menambah buruk situasi di Timur Tengah" serta "mendatangkan reaksi yang sangat buruk dari dunia Muslim." "Tentu saja saya tidak tahu apa yang sedang dipikirkan di PBB. Tapi, campur tangan militer di Iran akan merupakan kekeliruan besar secara diplomatik dan politik." Perdana Menteri Prancis, Francois Fillon, Senin, mengemukakan bahwa saat ini terjadi ketegangan "ekstrem" dengan Iran. Sebelumnya, Minggu, menteri luar negeri Bernard Kouchner,mengingatkan bahwa dunia harus bersiap atas kemungkinan konflik dengan Iran mengenai dugaan negara itu mengembangkan senjata nuklir. Iran menolak tuduhan Barat tentang senjata nuklir dengan mengatakan bahwa teknologi nuklir mereka ditujukan bagi tersedianya listrik untuk masyarakat yang terus tumbuh, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007