Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan Feedloter Indonesia (Apfindo) menyiapkan 100 ribu ekor sapi dengan mengimpor dari Australia dan Selandia Baru untuk mencukupi kebutuhan hari raya Lebaran 2007. AM Sadat perwakilan dari Apfindo di Jakarta, Selasa, mengatakan dengan persiapan sejumlah itu maka ketersediaan daging sapi pada hari raya cukup aman. "Permintaan daging sapi biasanya baru mengalami lonjakan dua pekan menjelang Lebaran. Sekarang ini masih belum terlihat kenaikannya," katanya di sela Rapat Koordinasi Ketersediaan dan distribusi bahan pokok menghadapi hari raya. Rapat yang dilaksanakan di gedung Bulog tersebut dihadiri Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Dirut Bulog Mustafa Abubakar serta sejumlah Asosiasi. Menurut Sadat, dalam kondisi normal kapasitas pengadaan sapi hidup yang dilakukan Apfindo berkisar 80 ribu hingga 100 ribu ekor namun untuk menghadapi hari raya mencapai 100 ribu ekor. Dikatakannya, permintaan sapi hidup per bulan sekitar 30 ribu ekor namun jumlah tersebut akan meningkat pada saat menghadapi hari raya yakni menjadi 35 ribu ekor per bulannya. Sementara itu Ketua Pinsar Unggas, Hartono mengatakan, produksi daging unggas nasional selama Mei hingga Juli 2007 mengalami penurunan. Namun demikian untuk tiga bulan ke depan pihaknya menjamin produksi unggas dalam negeri meningkat hingga lima persen sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Menurut dia, harga daging ayam dan telur lebih murah dibandingkan daging sapi sehingga komoditas tersebut sering dicari untuk menggantikan daging sapi. "Kondisi itu yang sering mengakibatkan melonjaknya permintaan daging ayam dan telur sehingga produksi tidak mencukupi," katanya. Menyinggung harga daging yang terus meningkat, Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, hal itu disebabkan importir daging selama ini hanya dipegang segelintir pengusaha padahal pihanya sudah memperluas negara eksportir. Selama ini impor daging hanya dari Australia dan Selandia Baru, kemudian Deptan membuka ijin impor dari Amerika Serikat dan Kanada namun harga daging sapi di lapangan tetap tinggi. "Kami memang belum tahu pasti penyebabnya tapi kalau dilihat pemainnya, importir-impotirnya tidak banyak. Ini yang menjadi penyebab kenapa harga tetap naik," katanya. Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah akan memperluas impor daging sapi serta menambah cakupan wilayah asal pemasukan daging sapi impor di Indonesia untuk mengatasi persoalan kenaikan harga daging tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007