Jakarta (ANTARA News) - PT Barata Indonesia (Persero) menargetkan perolehan penerimaan (revenue) sebesar Rp1 triliun dalam setahun dari order proyek penambahan kapasitas produksi gula sebanyak satu juta ton gula putih pada 2009. "Kita bicara secara angka maka dari proyek satu juta ton gula putih ini menelan dana kira-kira lebih dari Rp9 triliun kalau dibagi dua untuk off farm dan on farm masing-masing Rp4 triliunan. Dan Rp4 triliun dibagi dua local content dan foreign content` maka kita targetkan revenue Rp2 triliun dalam dua tahun," kata Presiden Direktur PT Barata Indonesia (Persero) Harsusanto kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, pihaknya akan mendapatkan sekitar Rp1 triliun yang akan dibelanjakan untuk pemenuhan order komponen mesin pabrik gula (PG) sehingga revenue dalam satu bulan rata-rata Rp100 miliar bila proyek tersebut teralisasi. Dengan memperhitungkan jumlah "pemain" PG yang masih sedikit di Indonesia, BUMN yang bergerak di bidang industri strategis itu optimistis dapat memenuhi kebutuhan komponen mesin PG yang dibutuhkan dalam pembangunan dan revitalisasi pabrik gula. "Pemain pabrik gula di Indonesia masih sedikit sekali paling hanya empat sampai lima saja," katanya. Perolehan revenue Rp100 miliar per bulan tersebut memberikan kontribusi sebanyak 30 persen dari target pendapatan perusahaan alat berat pelat merah itu yang jumlahnya Rp271 miliar. Belum lama ini pemerintah mencanangkan program pembangunan dan revitalisasi pabrik gula di sejumlah wilayah di Indonesia untuk menambah kapasitas produksi gula putih hingga satu juta ton pada 2009. Kapasitas produksi gula dalam negeri saat ini sebesar 2,3 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan dalam negeri mencapai empat juta ton per tahun. Program revitalisasi pabrik gula, termasuk pembenahan perkebunan tebu dan pendirian pabrik baru, membutuhkan dana sekitar Rp9,7 triliun yang antara lain digunakan untuk membangun tiga pabrik gula baru sebesar Rp4,8 triliun. Sedangkan rehabilitasi pabrik gula yang sudah ada saat ini Rp4,13 triliun dan revitalisasi perkebunan tebu (on farm) Rp733,5 miliar. Program tersebut ditargetkan selesai pada 2009. Barata Indonesia sendiri menilai proyek tersebut sangat masuk akal dalam mencapai swasembada gula nasional apalagi berdampak positif bagi perusahaan itu mengingat Barata selama ini fokus menangani proyek PG, selain menggarap antara lain pintu air, casis gerbong kereta barang, dan pabrik CPO.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007