Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Forum Mahasiswa Peduli gempa, Kamis, berunjukrasa ke Posko Satkorlak PBA Provinsi Bengkulu, menolak campur tangan pihak Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bengkulu dalam penanganan dan penyaluran bantuan korban gempa bumi di daerah itu. KNPI Bengkulu yang diketuai Sultan Bachtiar Najamudin (adik kandung Gubernur Bengkulu) terlihat terlalu ikut campur dalam menangani dan menyalurkan batuan korban gempa, ujar Eldo, salah seorang anggota Forum Mahasiswa Peduli Gempa pada orasinya saat berunjukrasa. Menurut dia, KNPI Bengkulu diduga telah "memanfaatkan" bantuan dari berbagai pihak dengan mengatasnamakan seolah-olah bantuan KNPI, padahal mereka hanya menyalurkan dan mengambil dari Posko Satkorlak provinsi. Bantuan dari berbagai pihak itu memang diserahkan ke Satkrolak provinsi Bengkulu dengan tujuan agar pendistribusiannya langsung ke masyarakat sesuai dengan pola penyaluran satu pintu, namun nyatanya bantuan itu diambil KNPI Bengkulu dan langsung disalurkan atas nama organisasi pemuda Bengkulu. Melihat kenyataan tersebut, pemberi bantuan merasa kecewa dengan pola KKN di lingkungan Pemprov Bengkulu karena telah merugikan pihak lain, kata para mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Bengkulu itu. "Praktek KKN dan mempolitisir barang bantuan itu tidak hanya merugikan pihak penyumbang, namun bisa saja membuat sengasara para korban gempa karena bantuan itu bisa saja tidak utuh lagi sampai di tujuan. Uniknya, kata Eldo, KNPI Bengkulu tidak mau mengakui penyaluran itu menyalahi prosedur, dan berdalih hal itu dilakukan karena Satkorlak provinsi kekurangan tenaga sukarelawan untuk ke lapangan. Melihat ketidakberesan dalam penyeluran bantuan itu, para mahasiswa Bengkulu membuat enam poin sikap antara lain menolak praktek KKN dalam pengelolaan bantuan, seperti yang dilakukan Satkorlak dengan KNPI karena akan mencoreng citra Bengkulu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007