Jakarta (ANTARA News) - Sekira 3.000 atlet dari 33 propinsi di Indonesia akan berlaga dalam Pekan Olahraga Dan Seni Antar Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) IV 2007 yang digelar 1-7 November dan dipusatkan di Komplek Stadion Madya Sempaja Samarinda, Kalimantan Timur. Ketua Harian Panitia Kerja Tetap Nasional (Panjatabnas) Pospenas Bidawi Hasyim di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa event dua tahunan yang diadakan untuk keempat kalinya itu akan mempertandingkan 11 cabang olahraga dan lima nomor seni. Ke-11 cabang olahraga itu adalah atletik, sepak bola, bulutangkis, sepak takraw, pencak silat, senam santri, bola basket, bola voli, tenis meja, karate, dan catur. Sementara nomor seni adalah qasidah, pidato tiga bahasa, puitisasi terjemahan Al Quran, Kaligrafi, dan Lomba Cipta Puisi Isi Kandungan Al Quran. "Berdasarkan hasil kajian dari beberapa kali penyelenggaraan Pospenas, terdapat atlet yang ternyata memiliki potensi luar biasa dan bahkan untuk cabang sepak takraw di Asian Games Doha 2006, terdapat atlet yang berasal Pondok Pesantren. Demikian juga untuk cabang pencak silat di SEA Games Manila 2005 lalu," kata Bidawi Hasyim yang juga menjabat Deputi Menteri Negara Pemuda Dan Olahraga (Menegpora) Bidang Pemberdayaan Olahraga itu. Sementara untuk bidang seni, menurut Bidawi, telah lahir beberapa artis berbakat yang tampil di event nasional seperti Gita KDI dari Kontes Dangdut Indonesia (KDI) yang merupakan juara pertama qasidah di Pospenas II di Palembang pada 2003. Pesta olahraga para santri tersebut didukung oleh enam instansi pemerintah, yaitu (Menegpora), Menko Kesra, Depdagri, Depag, Menbudpar, dan Diknas. Bidawi yang melakukan kunjungan untuk melihat persiapan tuan rumah di Stadion Madya Sempaja beberapa waktu lalu mengatakan bahwa ia telah mengingatkan panitia lokal agar benar-benar mempersiapkan diri karena event tersebut merupakan bagian dari ujicoba menjelang kegiatan yang lebih besar, yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 pada Juli mendatang. "Saya mendapat laporan bahwa Popnas (Pekan Olahraga Nasional) beberapa waktu lalu di Samarinda tidak berjalan sesuai dengan harapan karena banyak kekurangan dan tidak ada koordinasi disana-sini. Saya berharap agar kejadian seperti di Popnas tidak terjadi lagi di Pospenas nanti, terutama yang berhubungan dengan akomodasi dan transportasi," katanya. Sementara itu Herman Chaniago, Sekjen Panjatabnas Pospenas mengatakan bahwa cabang renang yang semula masuk daftar cabang yang dipertandingkan, akhirnya dibatalkan dengan alasan sebagian daerah mengakui tidak mempunyai fasilitas kolam renang di komplek pesantren, sehingga bisa mempersiapkan diri secara maksimal. Untuk menghindari kecurangan, panitia menurut Herman yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kemahasiswaan Kantor Menegpora itu mengatakan bahwa pihak panitia akan menerapkan sistem keabsahan secara ketat, salah satunya adalah menguji atlet dengan membaca salah satu ayat suci Al Quran. "Selain itu, atlet yang sudah lolos keabsahan juga diharuskan untuk mencelupkan salah satu jari mereka dengan tinta seperti Pemilu. Ini dimaksudkan agar atlet tersebut benar-benar berasal dari Pondok Pesantren," kata Herman. Pada penyelenggaraan Pospenas sebelumnya, panitia menurut Herman pernah kecolongan karena setelah ditelusuri, ternyata ada kontingen yang menyusupkan atlet yang berasal dari PPLP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007