Semarang (ANTARA News) - Pemudik Lebaran 2007, khususnya di Pulau Jawa, yang menggunakan sepeda motor diprakirakan naik, kata pengamat moda transportasi dari Semarang, Djoko Setyowarno, Jumat. Djoko yang juga dosen Universitas Katolik (Unika) Soegijopranoto Semarang ini mengingatkan kepada pemudik yang menggunakan sepeda motor supaya istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan selama dua jam. "Ini penting, untuk menjaga keseimbangan pengendara setelah dalam perjalanan diterpa angin," katanya. Sebenarnya, kata dia, mudik dengan sepeda motor yang jarak tempuhnya relatif cukup jauh dan dalam waktu yang relatif lama ini sangat membahayakan bagi pengendara dan pemboncengnya. "Tidak mengherankan jika angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, terutama saat Lebaran sangat tinggi. Prakiraan saya, sekitar 75 persen kecelakaan lalu lintas didominasi sepeda motor," katanya. Untuk mengatasi masalah angkutan Lebaran, terutama bagi masyarakat yang ekonominya pas-pasan, menurut dia, bisa dilakukan pemerintah dengan menyubsidi pada angkutan bus kelas ekonomi. Subsidi ini, lanjut dia, bukan diberikan kepada pengusaha bus, melainkan untuk penumpangnya. Menurut dia, pemberian subsidi pada masa angkutan Lebaran ini lebih efektif untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas dan mengurangi kasus kecelakaan. Dengan adanya subsidi, harga tiket menjadi relatif murah dan jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor akan berkurang. Pasalnya, selama harga tiket mahal, jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua ini akan naik, katanya. "Sekarang tinggal pemerintah, mau atau tidak untuk memberikan subsidi kepada penumpang bus ekonomi. Jika ingin membahagiakan rakyat kecil, tempuhlah kebijakan ini. Saya yakin rakyat pasti senang," katanya. Mengenai angkutan kereta api (KA), ia berharap pemerintah lebih memerhatikan keamanan jalur KA secara ekstra ketat untuk mencegah terjadinya kasus pencurian besi pengait rel dan rel KA. "Kalau pengamanan hanya dilakukan oleh PT KAI, menurut saya sangat berat. Apalagi PT KAI hanya sebagai operator. Jadi, itu semua menjadi tanggung jawab pemerintah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007