Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Sebagian warga memilih berziarah dan berdoa di kuburan massal korban tsunami untuk memperingati bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh 14 tahun lalu.

"Di sini juga berdoa, sambil menabur air dan bunga serta membaca (Surah) Yasin, walau pun tidak tahu yang mana pusara orangtua saya," kata Irna (42), yang menziarahi kuburan massal korban tsunami di Pantai Ujung Karang, Meulaboh, Rabu.

Pada Minggu pagi 26 Desember 2004 tsunami menerjang daerah pesisir Aceh Barat menyusul gempa bermagnitudo 9,3 skala Richter yang menghancurkan.

Bencana itu juga melanda Desa Suak Indra Puri yang pernah menjadi pusat rekreasi Aceh karena keindahan panorama alamnya dan membuat Irna kehilangan keluarga, termasuk anak tunggalnya. 

"Setiap tahun saya bersama suami datang ke sini, baca (Surah) Yasin, berdoa dan berzikir, walau pun tidak ada kegiatan seremonial pemerintah. Tahun lalu di sini ada kegiatan dan tahun ini dipusatkan di Masjid Agung," kata guru di Aceh Barat itu.

Di Aceh Barat, kuburan massal korban tsunami ada di Ujung Karang, Desa Suak Indra Puri, Kecamatan Johan Pahlawan; dan Desa Beureungang di Kecamatan Kaway XVI.

Dalam dua hari terakhir, kompleks kuburan massal di Aceh Barat menjadi tempat berbagai kegiatan, termasuk pembersihan dan perawatan makam serta ziarah.

"Kegiatan gotong royong yang kita laksanakan bersama TNI-Polri dan dinas terkait sebagai bentuk penghormatan dan menghargai sejarah. Ini adalah sejarah yang tidak boleh kita lupakan," kata Komandan Kodim 0105/ Aceh Barat Letkol Kav Nurul Diyanto.

Baca juga:
Belasan makam korban tsunami Aceh dipindahkan
Sandiaga ziarah ke kuburan massal korban tsunami

 

Pewarta: Anwar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018