Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga, di Jakarta, Jumat, mendesak Pemerintah RI berinisiatif menekan rezim pemerintahan Myanmar agar tidak melakukan langkah-langkah depresif menghadapi gelombang demonstrasi rakyatnya, terutama kalangan biksu yang protes atas kenaikan harga kebutuhan pokok di sana. "Dalam kapasitasnya sebagai negara besar dan pelopor berdirinya organisasi Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia dapat memainkan peran penting untuk itu, baik secara langsung (antarpemerintah), maupun mengajak sejumlah rekan di Asia Tenggara untuk sama-sama menekan rezim penguasa Myanmar," katanya kepada ANTARA News usai bertemu Dubes AS untuk RI. Ia mengatakan itu menanggapi laporan semakin depresifnya rezim (militer) di sana menghadapi para pemrotes, padahal hal itu merupakan sebuah upaya untuk memulai kembali proses pemulihan demokrasi. "Rezim penguasa Myanmar harus disadarkan kembali terhadap janjinya sebelum ini untuk menjalankan `road map to democrazy` dengan sungguh-sungguh serta konsisten," tegas Theo Sambuaga. Yang paling utama dari `road map to democrazy` itu, menurutnya, ialah, pemulihan kehidupan demokrasi atau demokratisasi itu sendiri, dan penyelenggaraan pemilihan umum. "Di antara dua janjinya itu, maka yang mendesak diimplementasikan secara konkret adalah dilepasnya semua tahanan politik, termasuk pejuang demokrasinya, Aung San Sukyi," tandas Theo Sambuaga. Theo Sambuaga juga meminta para diplomat Indonesia di PBB agar lebih maksimal memainkan perannya sehubungan dengan posisi Indonesia yang kini sebagai salah satu anggota Dewan Keamanan. "Pemerintah RI melalui para diplomatnya harus lebih proaktif memainkan peran sebagai Anggota Dewan Keamanan untuk menekan rezim penguasa di Myanmar," katanya lagi. Caranya, demikian Theo Sambuaga, antara lain dengan mengajak banyak negara lainnya secara bersama-sama menjatuhkan sanksi keras kepada rezim (Myanmar) itu. "Dan khusus dalam lingkup ASEAN, bisa saja Myanmar diancam tak akan diundang pada Sidang ASEAN berikutnya. Soal yang terakhir ini, pasti akan membuat mereka jera, karena langkah ini merupakan tindakan paling ditakuti, yakni mulai terkucil dari pergaulan internasional," kata Theo Sambuaga meyakinkan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007