Jakarta (ANTARA News) - Kalangan umat Islam harus menghindari ancaman perpecahan yang saat ini semakin jelas terlihat karena hal tersebut akan merugikan umat Islam sendiri. Imbauan tersebut dikemukakan Rhoma Irama saat mendeklarasikan Forum Silaturahmi Masjid dan Musholla Indonesia (FAHMI TAMAMI) di Masjid Husnul Khotimah Mampang Jakarta, Sabtu malam. Hadir dalam deklarasi itu sejumlah da`i Islam seperti KH Zainudin MZ, KH Muhamad Nur Iskandar SQ, serta Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Rhoma Irama yang dikenal sebagai Raja Dangdut itu melihat benih-benih perpecahan diantara umat Islam yang semakin meresahkan pada akhir-akhir ini dengan adanya fenomena menganggap ideologi orang lain salah. Menurut dia, faham semacam itu kemudian diiringi dengan pemaksaan agar kelompok lainnya yang ada mengikuti faham mereka dan kemudian disertai dengan pengambilalihan Masjid atau Musholla oleh sekelompok umat Islam lainnya. "Ini bukan hanya menjadi tugas Departemen Agama saja. Siapa saja yang punya inisiatif diharapkan bisa meredam keresahan warga tersebut," katanya. Tatkala ditanya apa perbedaan faham yang dimaksudkannya itu, Rhoma Irama mengatakan bahwa masalah tersebut sebenarnya bukan suatu yang bertentangan atau tidak, melainkan sebagian umat Islam tersebut tidak menghargai Khilafiah. "Kita seharusnya menghargai khilafiah. Mau faham apa saja silakan selagi masih mengacu pada Al Qur`an dan hadist kita harus terima," ujarnya. Lebih lanjut Rhoma menuturkan bahwa pada awal tahun 2007 ini di Teheran telah berkumpul ulama sedunia, yang kemudian dilanjutkan di Qatar, dimana mereka membuat komitmen untuk tidak boleh Syi`ah men-Syi`ahkan warga Sunni dan begitu pula tidak boleh Wahabi memaksakan faham sunni-nya. "Jadi secara internasional sudah ada komitmen sedunia untuk saling menghormati perbedaan mazhab dan ini menjadi motivasi serta referensi kita agar bangsa ini menciptakan kerukunan umat di tanah air," tegas Rhoma Irama. Menurut dia, apabila keresahan itu dibiarkan hingga berlarut-larut, maka bukan mustahil hal itu akan memecah umat yang pada akhirnya merugikan umat Islam itu sendiri serta persatuan dan kesatuan nasional. Oleh karena itu, Rhoma yang kini lebih banyak berdakwah mengatakan, pihaknya berinisiatif membentuk sebuah wadah sebagai media silaturahmi antara pengurus masjid dan musholla sehingga akan melahirkan rasa saling menghormati perbedaan (khilafah) dan Ukhuwah Islamiyah pun bisa diwujudkan. Dalam FAHMI TAMAMI ini Rhoma Irama telah meminta kesediaan Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsudin, Ketua PBNU Hasyim Muzadi dan Ketua Masjid Indonesia Tarmizi Taher sebagai penasehat forum dan semuanya menyatakan bersedia. Sementara itu Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid mengatakan, dengan adanya forum silaturahmi tersebut, diharapkan rumah-rumah ibadah, baik itu masjid atau musholla, semakin termakmurkan dengan semangat menjaga ukhuwah Islamiyah. "Apalagi upaya ini di bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang baik serta penuh berkah," tuturnya. Di tempat yang sama, Dai sejuta umat KH Zainudin MZ mengatakan bahwa masjid merupakan pusat kegiatan umat Islam sebagaimana ikan yang tidak bisa dipisahkan dari air. Masjid, katanya, juga merupakan tempat untuk mencari persamaan dan bukan memperbesar perbedaan. "Salah satu penyakit umat kita adalah tidak bisa merawat dan menjaga masjid. Ke depan ini sudah waktunya masjid diberdayakan, dalam arti masjid harus mencerdaskan umat, dan kita harus tampil secara utuh," demikian Zainudin MZ.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007