Dhaka (ANTARA News) - Bangladesh menyelenggarakan pemungutan suara pada Minggu setelah masa kampanye yang diwarnai aksi kekerasan, dengan Perdana Menteri Sheikh Hasina yakin akan terpilih untuk memimpin lagi.

Dalam pemilihan tersebut ia menghadapi oposisi yang pemimpinnya ditahan karena dituduh melakukan korupsi.

Jaringan internet bergerak diblokir dan jalan-jalan di Dhaka, ibu kota Bangladesh, relatif sepi karena banyak warganya memberikan suara di kampung-kampung halaman mereka. Yang lain terlihat masuk ke tempat-tempat pemungutan suara, tempat poster-poster partai berkuasa dengan simbol "perahu" bertebaran, jauh melebihi jumlah poster oposisi, demikian Reuters melaporkan.

Para saksimata Reuters dari kawasan pemilihan di perkampungan mengatakan di beberapa tempat para petugas partai berkuasa mencegah para pendukung oposisi memberikan suara, tuduhan yang dibantah Liga Awami pimpinan Hasina.

Baca juga: Bangladesh dilanda pemogokan umum jelang pemilu

Jutaan anak muda yang terdaftar sebagai pemilih pemula memberikan suara dalam pemilihan umum kompetitif pertama di negara Asia Selatan itu dalam satu dekade. Oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) memboikot pemilihan sebelumnya pada tahun 2014 karena tidak bebas dan adil.

Liga Awami, yang mengklaim mampu meningkatkan ekonomi dan pembangunan Bangladesh, diperkirakan akan menang.

"Saya akan dengan bebas memberikan suara bagi orang yang saya inginkan," kata Manjr Ahmed, 23 tahun, pemilih pemula yang datang ke TPS bersama ayahnya. "Saya menginginkan pembangunan negara ini terus berlanjut. Saya perhatikan beberapa orang ragu tetapi saya tidak."

BNP berjalan tertatih-tatih karena pimpinannya mantan Perdana Menteri Khaleda Zia, 74 tahun, absen. Sejak Februari ia dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan korupsi yang dia katakan bermotif politik.

Editor: Gusti Nur Cahya Aryani

 

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018