Idlib, Suriah (ANTARA News) - Setelah hujan deras mengguyur, sedikitnya 32.000 warga sipil yang tinggal di tenda di sepanjang perbatasan Suriah-Turki menunggu bantuan kemanusiaan, kata warga setempat kepada Kantor Berita Anadolu.

Sejak 2 Desember, tak kurang dari 22 kamp pengungsi kebanjiran dan 67 orang lagi sangat terpengaruh hujan lebat di wilayah Kamp Atme, menurut data yang dikumpulkan oleh Koordinator Campur Tangan Suriah --organisasi lokal nonpemerintah yang mencurahkan perhatian untuk membantu warga sipil.

Tak kurang dari 220 tenda hancur dan 550 tenda lagi terendam air.

Um Huseyin, seorang penghuni kamp, mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin-- bahwa dia dan istrinya selamat berkat bantuan tetangga mereka.

"Sekarang kami tinggal di masjid. Tetangga kami membawakan kami sarapan. Bahkan pakaian yang saya pakai saat ini dari tetangga kami. Saya sangat kedinginan," katanya.

Huda Kasim, ibu dari bayi yang berumur empat bulan, mengatakan mereka juga berlindung di masjid tersebut bersama dengan 25 keluarga lagi. "Kami kelaparan," kata wanita itu.

Seorang warga lain, Halit Abdo (70), mengatakan ia menyelamatkan anak-anaknya dari banjir dengan menggendong mereka di punggungnya.

Air naik sampai setinggi dua meter, katanya.

Usma Kasim mengatakan salah satu keperluan di kamp tersebut adalah tenda. "Obat, makanan paketan, dan selimut adalah keperluan lain yang mendesak,"  ia menambahkan.

Suriah telah terjerumus ke dalam perang saudara keji sejak awal 2011, ketika Pemerintah Presiden Bashar al-Assad menindas pemrotes dengan menggunakan kekuatan yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: PBB: 7.000 lebih anak menjadi korban konflik di Suriah


Editor: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018