Yerusalem (ANTARA News) - Israel hari Minggu menyetujui penempatan 500 polisi Palestina tambahan di kota bergolak Nablus, Tepi Barat, di mana pasukan negara Yahudi tersebut melancarkan penyerbuan militer besar-besaran belum lama ini. "Menteri Pertahanan Ehud Barak telah menyetujui penempatan siang hari 500 polisi Palestina di Nablus, seperti yang diminta Perdana Menteri Salam Fayyad," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Israel kepada AFP. "Jika itu berhasil, maka langkah ini akan diperluas ke kota-kota lain," katanya. Keputusan itu diambil dua hari setelah operasi besar-besaran militer Israel di sebuah kamp pengungsi dekat Nablus menangkap 49 orang yang dituduh sebagai gerilyawan dan menggagalkan rencana serangan bom bunuh diri di Tel Aviv, kata militer Israel. "Tujuan dari langkah ini adalah memperkuat kemampuan Pemerintah Palestina menegakkan hukum dan ketertiban di lapangan," kata Deputi Perdana Menteri Israel, Haim Ramon, kepada radio militer. Keputusan itu diambil di tengah berlangsungnya pertemuan-pertemuan antara para pemimpin Israel dan Palestina yang bertujuan mendorong proses perdamaian Timur Tengah, yang macet selama tujuh tahun terakhir. Namun, Ramon memperingatkan bahwa keputusan Minggu itu bukan awal dari penarikan lebih besar Israel dari Tepi Barat, yang diduduki negara Yahudi tersebut sejak 1967. "Mustahil meninggalkan Tepi Barat. Apa yang disetujui oleh Barak dan Fayyad adalah keberadaan polisi Palestina selama siang hari di Nablus," katanya. Militer Israel akan tetap menempatkan pasukan dalam jumlah besar di daerah pinggiran kota itu, dan Ramon mengatakan bahwa mereka akan "memasuki kota tersebut bila diperlukan". "Sayangnya Pemerintah Palestina masih jauh dari mampu mengendalikan Tepi Barat dan memerangi terorisme, dan mereka telah mengakui hal ini," kata Ramon. "Namun mereka berusaha, dan kami akan membantu mereka. Itu sebuah langkah pertama, dan jika itu berhasil, kami akan melangkah lebih lanjut. Jika tidak, maka kami berada di sana," katanya menambahkan, seperti dikutip AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007