Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei Lembaga Riset Publik (LRP) menunjukkan elektabilitas Partai Gerindra di Desember 2018 turun menjadi 17 persen, dibandingkan pada Oktober yang tercatat sebesar 18,6 persen.

Direktur Riset LRP Arvan Maulana menilai, kabar bohong atau hoaks yang beredar di masyarakat menjadi salah satu faktor yang menggerogoti elektabilitas partai itu.

"Suka atau tidak suka, hasil riset kami menunjukkan kabar bohong atau hoax, isu kampanye negatif dan kampanye hitam berpengaruh pada penurunan elektabilitas Partai Gerindra," kata Arvan dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Dia menilai hoaks tidak boleh lagi dianggap remeh dan harus diantisipasi sejak dini, mengingat penyelnggaraan Pemilu 2019 sudah dekat yaitu 100 hari lagi.

Lebih lanjut ia mengatakan mesin partai harus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas partai, karena berdasarkan survei LRP masih ada 13,2 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya di Pemilu 2019.

"Tiap kampanye hitam di media berimplikasi negatif pada parpol sehingga bagaimana 100 hari ini mesin partai bekerja meraih simpati masyarakat," ujarnya.

Arvan menyebut, pemilih yang belum menentukan pilihannya, berdasarkan survei LRP Oktober 2018 tercatat 16,6 persen dan menurun menjadi 13,2 persen di Desember 2018.

Survei terkini LRP berlangsung sejak 23-31 Desember 2018, melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih, dan menggunakan teknik multistage random sampling.

Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada pekan keempat bulan Desember 2018.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019