Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan Indonesia meyakini kekuatan diplomasi dan negosiasi dalam menyelesaikan batas-batas negara. 

"Dalam empat tahun terakhir, diplomasi perbatasan dan intensitas negosiasi perbatasan ditingkatkan dan diintensifkan," ujar Retno LP Marsudi saat menyampaikan pernyataan pers tahunan di Jakarta, Rabu.

Ia mengungkapkan terdapat 129 perundingan perbatasan Indonesia dengan negara lain yatu India, Malaysia, Vietnam, Palau, Singapura, Filipina, Thailand dan Timor Leste. 

Negosiasi tidak hanya dilakukan dalam tingkat teknis, upaya tambahan juga dilakukan untuk memperkuat negosiasi, seperti rundingan pada tingkat menlu.

Menteri Retno menjelaskan beberapa capaian diplomasi perbatasan antara lain ratifikasi persetujuan penetapan batas ZEE Indonesia-Filipina dengan UU no. 4 Tahun 2017, ratifikasi perjanjian batas laut wilayah di bagian timur selat Singapura antara Indo-Singapura dengan UU no. 1 tahun 2017, dilanjutkan dengan pertukaran piagam ratifikasi pada 10 Februari 2017. 

"Kesepakatan dengan Vietnam untuk menerima prinsip 'non-single' (inaduible), kesepakatan dengan Palau mengenai area delimitasi dan penyelesaian negosiasi per segmen," kata dia.

Kemudian, kesepakatan tim teknis Indo-Malay mengenai penetapan batas laut wilayah di laut Sulawesi dan Selat Malaka bagian selatan, penandatanganan demarkasi batas darat Indonesia-Malaysia.

Baca juga: Diplomasi sengketa batas Indonesia-Timor Lesta terus ditempuh
Baca juga: Presiden ingin pos lintas batas negara di Merauke jadi kebanggan bangsa
Baca juga: Menlu: Indonesia intensifkan perundingan batas wilayah negara

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019