Jakarta (ANTARA News) - Pebalap sepeda junior Angga Dwi Wahyu Prahesta harus puas dengan medali perak nomor balapan Omnium junior putra Asian Track Championship 2019 di Jakarta International Velodrome, Sabtu.

Prahesta memiliki peluang meraih medali emas hingga balapan keempat yaitu point race sebelum kecolongan pebalap Kazakhstan Danill Pekhotin.

Point race adalah versi balapan Nascar-nya sepeda. Dengan format 20 km untuk junior, pebalap melakuan sprint untuk meraih poin di setiap 10 lap yang ditandai dengan bel.

Poin, berturut-turut lima, tiga, dua dan satu, akan diberikan kepada empat pebalap pertama yang menyelesaikan sprint terdepan.

Besaran poin akan digandakan di sprint terakhir di penghujung balapan.  Pebalap pun bisa meraih 20 poin tambahan jika melakukan "overlap" para pebalap lainnya.
Pebalap yang memiliki poin terbanyak keluar sebagai pemenang.

Baca juga: Panduan menikmati balap sepeda track di Velodrome

Angga sempat memimpin lomba hingga sprint ke tujuh, namun di 10 lap terakhir Pekhotin melancarkan serangan dan berhasil menyusul di belakang rombongan utama untuk melakukan overlap demi poin ganda di sprint terakhir.

"Balapan terakhir yang paling berat," kata Prahesta usai lomba.

Angga mengakui strategi dia sudah berjalan dengan baik, namun mengaku kecolongan oleh pebalap Kazakhstan.

"Sesuai ekspektasi tapi karena Kazakhstannya kabur, makanya hancur. Sebenarnya Kazakhstan tidak boleh sampai lepas," kata Prahesta.

Prahesta mengumpulkan total poin 129 di balapan yang terdiri dari empat nomor itu (scratch, tempo, elimination, dan points race).

Kazakhstan memimpin dengan 133 poin. Sementara itu medali perunggu nomor Omnium junior diraih pebalap Chinese Taipe Chih Sheng Chang dengan 116 poin.

Baca juga: Angga Dwi Wahyu Prahesta raih perunggu nomor points race

Medali perak tersebut menjadi medali ketiga Prahesta di ATC 2019 setelah sebelumnya meraih medali emas di nomor scratch junior dan medali perak nomor points race junior.

Baca juga: Tim paracycling Indonesia boyong sembilan medali ATC 2019

Baca juga: Kenalkan "senjata" baru M. Fadli di trek velodrome



 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019