Surabaya (ANTARA News) - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Dyah Katarina, SPsi mengemukakan bahwa media televisi saat ini telah berubah peran dari sebagai teman bermain dan hiburan menjadi guru yang jahat buat anak-anak. "Saya mengutip hasil penelitian bahwa ternyata siaran televisi yang aman ditonton anak-anak hanya 15 persen, padahal kita tahu bahwa anak belajar dari apa yang dilihat dan dirasakan," katanya pada seminar "Mediasi Orangtua dalam Menonton TV" di Surabaya, Kamis. Seminar yanng diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jatim itu juga menghadirkan pembicara, Ketua PW Aisyah Jatim dr Esty Martiana Rahmy, peneliti media dan anggota KPID Jatim Dr Catur Suratnoaji, MSi serta Yudiana Indriastuti, SSos, MSi. Menurut Dyah, salah satu cara untuk meminimalisir pengaruh buruk TV kepada anak-anak adalah dengan mengontrol, karena untuk melarang anak-anak menonton sangat tidak mungkin dilakukan. "Caranya adalah dengan mengalihkan perhatian, ajak anak bermain atau berkreasi di rumah, seperti melukis atau mengerjakan kerajinan. Kita harus kreatif karena menonton TV hanya salah satu dari kegiatan anak," kata isteri Walikota Surabaya, Bambang DH, itu. Diet media Sementara Catur menuturkan bahwa sesuai hasil penelitian, rata-rata anak Indonesia menonton televisi selama 4,5 jam setiap hari, padahal waktu belajarnya hanya rata-rata empat jam. "Dari menonton televisi itu anak-anak kemudian mengadopsi kata-kata dan prilaku keseharian. Karenanya perlu ada solusi untuk menyeimbangkan kebutuhan menonton televisi dengan membendung dampak negatifnya," katanya. Salah satu caranya adalah melakukan diet media, dengan membatasi menonton telivisi bagi anak-anak yang idealnya hanya dua jam sehari. Tugas diet media ini bukan hanya beban ibu-ibu, tetapi juga kaum laki-laki. "Diet media adalah upaya menekan dampak negatif televisi terhadap anak, tetapi anak tetap bisa menikmati TV. Lewat diet media ini KPID akan memberikan saran-saran praktis yang harus dilakukan orangtua," katanya. Sarana itu antara lain membuat jadwal dan perhitungan rata-rata menonton anak setiap hari selama satu minggu. Selain itu KPID juga menyebarkan siaran-siaran yang layak ditonton anak, yang perlu diwaspadai dan yang berbahaya ditonton. "Beberapa siaran yang bahaya ditonton anak, antara lain 'Si Entong', 'Sinchan' dan materi lain yang umumnya produksi luar negeri. Sementara yang direkomendasikan ditonton antara lain 'Surat Sahabat', 'Si Bolang', 'Ayo Bermain' dan lainnya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007