Ranai, Natuna (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, mengatakan bahwa masalah kesejahteraan bukan satu-satunya pemicu bentrokan antara aparat TNI dan Polri. "Kalau masalah pendapatan yang rendah, seluruh prajurit juga gajinya sama seluruh Indonesia tetapi bukan berarti seluruh prajurit bentrok dengan Polri," katanya, sesaat sebelum berbuka puasa bersama dengan prajurit TNIB di Pangkalan Udara Ranai, Kepulauan Natuna, Kamis. Djoko mengatakan, banyak warga masyarakat yang memiliki pendapatan lebih rendah dari TNI/Polri tetapi tidak bentrok. "Bentrok lebih dipicu oleh masalah-masalah elementer seperti tersinggung, semangat korps yang berlebihan dan mabuk. Orang mabuk kan gak tau atau sadar apa yang dilakukan," ujarnya. Selain itu, menurut Panglima TNI, masih kurang intensifnya pembinaan dan koordinasi antara komandan satuan bawah TNI dan Polri. "Kami sudah sering bertemu, panglima TNI dan Polri, para kotama di satuan bawah. Memang di level lebih bawah, koordinasi masih perlu ditingkatkan," ujarnya. Meski begitu, lanjut Djoko, koordinasi dan pembinaan yang intensif baik di masing-masing instansi maupun antara TNI dan Polri tidak menjamin bentrokan antara TNI-Polri tidak akan terjadi lagi. "Jadi, masalah kesejahteraan hanya merupakan salah satu faktor tetapi bukan yang utama," kata Djoko. Dalam arahannya kepada prajurit, Panglima TNI mengingatkan, agar seluruh anggota TNI untuk rukun dan menjaga soliditas TNI antara TNI Angkatan Darat (AD), Laut (AL) dan Udara (AU). Lebih penting lagi, menurut Djoko, kerukunan dan soliditas dengan aparat keamanan dan ketertiban lainnya, khususnya Polri. "Bagaimana pun, meski TNI dan Polri tidak lagi berada dalam satu atap, tetapi ada peran dan fungsi TNI/Polri yang bersinggungan dan bersentuhan. Karena itu, aparat TNI dan Polri tetap perlu untuk menjaga kebersamaan dan rukun," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007