Banda Aceh (ANTARA News) - Pengguna jaringan internet tumbuh pesat di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pasca gempa dan tsunami 26 Desember 2004, kata General Manejer (GM) Kandatel NAD, Zarwilis Yunus. Sebelum tsunami menerjang sejumlah wilayah di Aceh, pengguna internet melalui jaringan "telkomnet instan" itu hanya sebanyak 2.400 orang, namun pasca tsunami meningkat menjadi sekitar 8.500 pelangan, katanya di Banda Aceh, Kamis. "Kondisi itu sesuatu yang membanggakan kita. Jumlah pengguna itu hanya pelanggan jasa telekomnet instan, belum termasuk 11 usaha jasa penyediaan internet yang juga tumbuh subur pasca tsunami," tambahnya disela-sela lounching produk "Speedy". Dengan meningkatkanya pertumbuhan jasa internet, Zarwilis, mengharapkan Kota Banda Aceh kedepan menjadi "Cyber City/Cyber Province. "Karena tercatat 60 persen dari pengguna internet itu ada di Kota Banda Aceh," katanya. Untuk memperkuat pemberian status Banda Aceh sebagai "Cyber City/Cyber Province" maka Telkom akan memasang empat hotspot untuk mengakses internet secara bebas di daerah ini dengan jaringan wireless. "Salah satu lokasi `hotspot` yang akan dipasang Telkom untuk akses internet bebas itu adalah komplek Masjid Raya Baiturrahman Kota Banda Aceh. Kalau perangkat itu sudah terpasang, maka dengan menggunakan laptop/wireless bisa mengakses internet 24 jam," kata Zarwilis. Selain itu, PT Telkom juga telah memprogramkan satu paket kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh. "Kerjasama itu dalam bentuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota pendidikan berbasis internet," tambahnya. Terkait dengan program "Speedy", GM Kandatel NAD menjelaskan hingga saat ini telah terpasang sebanyak 536 Satuan Sambungan Layanan (SSL) di Kota Banda Aceh. "Kedepan, Speedy akan menjadi andalan pengguna internet di Aceh karena keunggulannya selain kecepatan aksesnya yang cukup baik serta biayanya juga murah," kata dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007