Fuji, Jepang (ANTARA News) - Lewis Hamilton merasa McLaren lebih menginginkannya memenangi gelar juara Formula Satu (F1) daripada rekan satu timnya Fernando Alonso. Saat berada di GP Jepang, pembalap rookie berusia 22 tahun itu menyatakan bahwa ia merasa tim lebih mendukungnya daripada pembalap Spanyol pada musim yang bergejolak dengan diwarnai kasus mata-mata. "Ketika Anda berhubungan dengan banyak orang, Anda melakukan yang terbaik dan ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk tim," kata pemimpin klasemen pembalap itu. "Dalam situasi ini, saya adalah rookie dan dia adalah juara dunia dua kali," kata Hamilton, "Ia adalah pembalap yang diharapkan mampu menunjukkan yang terbaik, tetapi saat ini mereka lebih menghargai saya. "Dan sejak kejadian dalam beberapa pekan terakhir, mereka telah menyadari siapa yang harus mereka dukung. Saya pikir, hubungan saya dengan tim menjadi semakin kuat," katanya. Bos McLaren Ron Dennis mengungkapkan di "spy hearing" kepada FIA di Paris dua pekan lalu bahwa ia dan Alonso belum pernah berbicara sejak GP Hungaria awal Agustus. Pada sidang tersebut, ditunjukkan bukti e-mail yang diberikan oleh Alonso, mendenda McLaren sebesar 100 juta dolar AS dan mengurangi poin konstruktor karena memiliki informasi teknis Ferrari. Alonso, yang merasa tidak senang karena McLaren menolak permintaannya menjadi pembalap pertama, memilih tidak hadir dalam sidang tersebut, sedang Hamilton menampakkan batang hidungnya. Pengacaranya kemudian membuat permohonan, agar pembalap Spanyol itu tidak terkena sanksi karena tidak datang. "Saya ingin memenanginya dengan cara yang adil. Bukan karena saya mendekati anggota tim dan meminta untuk lebih difavoritkan," kata Hamilton mengomentari perebutan gelar juara yang bisa sangat ditentukan di Fuji, Minggu. "Saya belum pernah meminta peralatan yang lebih baik kepada tim mana pun," katanya. Hamilton mengatakan, setelah kontroversi kualifikasi GP Monaco, saat pembalap Inggris itu mengeluh bahwa McLaren memperlakukannya sebagai pembalap nomor dua, tim telah berlaku adil. "Di Monaco mereka tidak tahu harus menerapkan strategi seperti apa, sehingga mereka mempelakukan kami dengan sama dan memberi kami bahan bakar sama dan siapa pun yang kalah saat kualifikasi, maka pembalap lain telah melakukan pekerjaan yang lebih baik," katanya. "Saya ingin cepat-cepat memenanginya. Perasaan terbaik ialah ketika Anda tahu bahwa Anda menang dan telah mengalahkan seseorang yang sangat berbakat sepertinya dengan peralatan dan kesempatan yang sama persis," katanya. Hamilton, pembalap kulit hitam pertama di F1 yang telah didukung oleh McLaren selama lebih dari satu dekade, mengatakan bahwa dipaksa untuk mengubah pendapatnya mengenai Alonso. "Anda berusaha mengerti orang-orang ini tetapi kemudian gagasan tentang orang seperti apa mereka adalah sesuatu yang berbeda," katanya. "Ia bukanlah orang yang pernah saya bayangkan, tetapi itulah yang terjadi," katanya menambahkan, seperti yang dikutip kantor berita transnasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007