Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Kamis, memerintahkan pembekuan aset pemimpin militer Myanmar dan 13 pejabat senior lain dalam sanksi yang dijatuhkan setelah penindasan atas pengunjuk rasa di negara Asia Tenggara tersebut. "Kami hari ini memberlakukan sanksi terhadap para pejabat senior pemerintah Burma," kata Adam Szubin, Direktur Kantor Pemantauan Aset Asing di Kementerian Keuangan AS. Szubin mengatakan Presiden AS George W Bush "telah menjelaskan bahwa kami takkan berdiam diri sementara rejim tersebut berusaha membungkam suara rakyat Burma melalui penindasan dan intimidasi". Pengumuman itu dikeluarkan setelah Bush mengatakan dunia harus menekan penguasa militer di Myanmar guna mengakhiri penindasan atas berbagai protes dan mendesak junta agar sepenuhnya bekerjasama dengan utusan khusus PBB. "Saya menyeru semua negara yang memiliki pengaruh atas rejim itu agar bergabung dengan kami dalam mendukung aspirasi rakyat Burma dan memberitahu junta Burma agar berhenti menggunakan kekerasan atas rakyatnya sendiri, yang secara damai menyampaikan keinginan mereka bagi perubahan," kata Szubin dalam suatu pernyataan. Di antara mereka yang dijadikan sasaran sanksi adalah pemimpin junta Than Shwe, yang juga adalah Menteri Pertahanan dan Kedua Dewan Pembangunan dan Perdamaian Negara (SPDC); Wakil Jenderal Senior Maung Aye, Komandan Angkatan Darat dan Wakil Ketua SPDC; Letnan Jenderal Thein Sein, Penjabat Perdana Menteri dan Sekretaris I SPDC; dan Jenderal Thura Shwe Mann, Kepala Staf Gabungan dan anggota SPDC, serta pejabat militer dan pejabat senior lain. Wanita jurubicara Bush, Dana Perino, mengatakan utusan PBB untuk Myanmar Ibrahim Gambari harus dapat bertemu dengan "semua pihak terkait" termasuk tahanan politik dan pemimpin demokrasi yang ditahan Aung San Suu Kyi. "Dunia menyaksikan rakyat Burma turun ke jalan guna menuntut kebebasan mereka, dan rakyat Amerika memberikan solidaritas kepada orang-orang yang berani ini," kata Presiden AS. "Setiap bangsa yang beradab memiliki tanggung-jawab untuk bangkit mendukung rakyat yang menderita di bawah rejim militer brutal seperti yang telah memerintah Burma untuk waktu cukup lama," kata Bush, yang menyampaikan seruan langsung kepada pasukan keamanan Myanmar. "Saya mendesak polisi dan tentara Burma agar tidak menggunakan kekerasan terhadap sesama warganegara mereka. Saya menyeru mereka yang berpegang pada nilai-nilai hak asasi manusia dan kebebasan agar mendukung tuntutan sah rakyat Burma," katanya kepada AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007