Tomohon, Sulawesi Utara (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) binary cycle di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, jika prototipe pembangkit listrik yang sudah beroperasi di Lahendong, Tomohon, terbukti menguntungkan.

"Kalau prototipe ini bisa di-commercialize, kedepan akan diterapkan di Kamojang. Juga di Jawa Tengah dan Sumatera," katanya di sela acara penyerahan aset berupa pembangkit listrik percontohan PLTP Binary Cycle 500 kW Lahendong dari pusat riset ilmu bumi Jerman, GeoForschungsZentrum (GFZ), ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Lahendong, Kota Tomohon, Senin.

PLTP Binary Cycle 500 kW Lahendong ini merupakan pembangkit listrik pertama yang menggunakan sistem binary cycle di Indonesia.

"Teknologinya dikembangkan dari Jerman. Prototipe ini bisa menghasilkan listrik 500 kW. Ini luar biasa menurut saya, perlu dikembangkan lagi," kata Nasir.

PLTP Lahendong memanfaatkan uap panas bumi basah yang tidak bisa dimanfaatkan oleh PLTP konvensional. Selain itu, PLTP ini bisa memanfaatkan air panas sisa PLTP konvensional sehingga menambah efisiensi total dan menambah kapasitas produksi.

Biaya pembangunan pembangkit listrik percontohan PLTP Binary Cycle 500 kW Lahendong berasal dari pemerintah Jerman (Rp45 miliar) dan dana Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang dialokasikan ke BPPT sebesar Rp12 miliar.

"Totalnya Rp57 miliar," kata Nasir.

Sebelum aset diserahterimakan dari GFZ ke BPPT, BPPT bersama GFZ dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah berhasil mengoperasikan PLTP 500 kW Lahendong secara terus-menerus selama lebih dari 10 bulan pada 2018.

Setelah penyerahan aset, PLTP 500 kW Lahendong selanjutnya akan dioperasikan oleh PGE. 

Baca juga:
BPPT terima hibah PLTP Lahendong dari pusat riset Jerman
PLTP Baturaden masuk fase persiapan pengeboran

 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019