Bandarlampung (ANTARA News) - Aktivis mahasiswa dari berbagai elemen kampus dan ekstra kampus di Bandarlampung, Jumat siang, dalam aksi demo dan orasi memperingati Tragedi Universitas Bandarlampung (UBL) Berdarah di depan Kampus UBL pada 28 September 1999 delapan tahun lalu yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Lampung (Unila), kembali menyuarakan penolakan militerisme birokrasi. Beberapa aktivis dari Front Anti Militerisme yang membaur dengan massa mahasiswa Aliansi Peduli UBL Berdarah di tengah kepulan asap dari beberapa ban bekas yang dibakar di tengah Jl Zainal Abidin Pagar Alam di depan Kampus UBL sehingga membuat lalu lintas macet, mengecam militerisme yang diruding menimbulkan masalah serius bagi bangsa dan masyarakat negeri ini. "Kami menolak militerisme birokrasi baik di pusat maupun daerah, kami mendesak militer kembali ke barak untuk bertugas menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan NKRI yang tidak bisa diganggu gugat," ujar salah satu aktivis Front Anti Militerisme itu pula. Mereka menuding, praktik militerisme dalam birokrasi, terutama pada masa Orde Baru dan peralihan era reformasi yang berdampak buruk bagi masyarakat ternyata tetap dipertahankan sampai sekarang. Karena itu, berbagai elemen kampus tersebut mengajak semua pihak yang peduli pada demokratisasi untuk kembali menyuarakan sikap bersama menentang militerisme dan benar-benar mewujudkan masyarakat sipil dan demokratis di Indonesia. Aksi yang dilakukan para aktivis mahasiswa itu, untuk memperingati tewasnya dua mahasiswa Unila, M Yusuf Rizal (Ijal), dan Saidatul Fitriah (Atul) akibat bentrok dengan aparat dalam aksi demo di depan Kampus UBL itu, untuk menentang penerapan RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB). Mahasiswa di Lampung itu menuntut pengusutan kembali tindak kekerasan oknum aparat yang menewaskan dua mahasiswa Unila, untuk dapat diadili secara hukum di pengadilan HAM karena menilai telah terjadi pelanggaran berat dalam aksi delapan tahun lalu tersebut. Kendati arus lalu lintas sempat macet beberapa kilometer selama beberapa jam sejak sekitar Pkl. 09.00 WIB hingga Pkl. 11.00 WIB, aksi yang mendapatkan pengamanan aparat kepolisian dan sejumlah petugas keamanan itu berakhir tanpa insiden, dan para mahasiswa membubarkan diri setelah ditutup dengan mengheningkan cipta serta doa bersama.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007