Jakarta  (ANTARA News) - Dokter menegaskan pentingnya deteksi dini kanker usus untuk mendapatkan angka kualitas bertahan hidup yang lebih tinggi ketimbang saat ditemukan dalam kondisi stadium lanjut.

"Semakin diantisipasi secara dini semakin baik, kalau ditemukan dalam stadium I kualitas hidupnya bisa bertahan sampai 90 persen," kata p‎raktisi kesehatan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Ari Fahrial Syam, di Jakarta, Selasa.

Namun jika sebaliknya, lanjut Prof Ari, ketika pasien datang sudah pada stadium IV angka bertahan hidup dalam lima tahun ke depan diperkirakan hanya sekitar 10 sampai 20 persen.

"Kalau ditemukan pada stadium I, misal tumor terlokalisir, bisa dibuang, reseksi, bisa 90 persen," kata dia.‎

Oleh karena itu Ari menekankan pentingnya untuk mengetahui gejala kanker usus lebih dini untuk meningkatkan kualitas bertahan hidup seorang pasien.

Dia mengemukakan kanker usus besar pasti menimbulkan gejala seperti buang air besar disertai darah, nyeri perut berulang, terkadang feses cair dan kadang sulit buang air besar, diare kronik, berat badan turun, atau terdapat benjolan.‎

Jika ada gejala seperti disebutkan, sangat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam.

Penyakit kanker usus, kata Prof Ari, dipengaruhi oleh pola makan yang tinggi lemak dan banyak mengonsumsi daging, kurang mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan.‎

"Dianjurkan untuk menghindari makanan tinggi lemak, banyak minum, banyak bergerak, banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan," kata dia.

Penyakit kanker usus besar merupakan kanker terbanyak kedua yang dialami oleh laki-laki di Indonesia setelah kanker paru. Namun untuk kasus pada perempuan kanker kolon atau kanker usus besar merupakan yang terbanyak keempat.  


Baca juga: 43 persen kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat
Baca juga: Pasien kanker RSCM dan Dharmais terus meningkat

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019