'Overall', 'market' masih dibayangi kekhawatiran akan 'weakening global outlook'
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat sebesar tujuh poin ke posisi Rp14.220 dibandingkan sebelumnya Rp14.227 per dolar AS.
   
Analis pasar uang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Selasa mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah masih dibayangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global pada tahun ini.
   
"Overall, market masih dibayangi kekhawatiran akan weakening global outlook," ujarnya.
   
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2019 menjadi 3,5 persen atau turun 0,2 persen dari proyeksi pada Oktober 2018 lalu sebesar 3,7 persen. 
  
Sedangkan pada 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 3,6 persen atau lebih rendah 0,1 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya 3,7 persen.
   
Menurut Rully, penguatan nilai tukar rupiah juga didukung kepercayaan terhadap proyeksi ekonomi Indonesia.
  
"Terlihat dari terus masuknya arus modal asing di saham dan SBN. Indikator-indikator ekonomi cukup baik," katanya.
     
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi dibuka menguat Rp14.209 per dolar AS.

Rupiah kemudian sempat bergerak menembus level 14.200 per dolar AS, namun kemudian kembali melemah hingga 14.220 per dolar AS.
   
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.212 dibanding sebelumnya (21/1) di posisi Rp14.182 per dolar AS.

Baca juga: Analis: Kekhawatiran ekonomi global bayangi pergerakan rupiah
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019