Kini yang paling penting adalah mengenalkan Indonesia secara utuh
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan Indonesia populer di kalangan pemangku kepentingan ekonomi dunia.

Hal itu setidaknya ditunjukkan dari undangan empat menteri dan sejumlah pengusaha Tanah Air ke rangkaian acara Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 atau World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019 di Davos, Swiss, pekan ini.

Luhut diagendakan akan menghadiri sejumlah forum seperti High Level Dialogue on Zero Budget Natural Farming, menjadi pembicara pada sesi Environmental Action Through Trade, pertemuan dengan Anggota Dewan Direksi Siemens AG Cedrik Neike, mengunjungi Indonesia Pavilion, bertemu Morten Baek selaku Menteri Energi dan Iklim Denmark, pertemuan multilateral dengan Presiden WEF Borge Brende dan menjadi pembicara dalam Dialog Tingkat Pejabat Tinggi mengenai persatuan dalam keberagaman.

"Permintaan itu banyak sekali, karena Indonesia mulai populer," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Luhut hadir dalam forum global tersebut bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menkominfo Rudiantara, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

Mantan Menko Polhukam itu mengaku membawa misi khusus dalam kunjungan ke Davos kali ini, di antaranya mengenai penanganan sampah laut serta kondisi politik dan ekonomi Indonesia.

"Saya jelaskan masalah ekonomi, sekarang bagaimana posisi Indonesia. Yang kedua,  masalah sampah laut ini sebagai serious matter (masalah serius) sekarang, jelaskan lagi apa yang kita kerjakan seperti penanganan Citarum dan sampah di laut kita yang banyak. Nanti,  orang juga nanya politik Indonesia," tuturnya.

Menurut Luhut, kini yang paling penting adalah mengenalkan Indonesia secara utuh. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup positif, ia menilai tampak sekali terjadi perubahan-perubahan, sehingga Indonesia mulai banyak dikenal.

"Apalagi setelah penyelenggaraan Asian Games yang hebat dan suksesnya Pertemuan Tahunan IMF-WBG kemarin di Bali, karena begitu banyak yang hadir, ada 189 negara dan badan-badan dunia, mereka mengapresiasi penyelenggaraannya hebat. Lalu, penanganan bencana di Palu dan Lombok yang semua tertangani secara baik. Harus diteruskan supaya jangan lupa orang itu," ungkapnya.

Lebih dari 3.000 peserta dari kalangan pemerintahan, ekonom, pelaku bisnis, pelaku seni, budaya dan media berkumpul di kota pegunungan, Davos, di Swiss.

Bill Gates, George Soros, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, CEO Goldman Sachs yang baru David Solomon, dan Ray Dalio Founder Bridgewater adalah di antara nama-nama besar yang dijadwalkan hadir.

Dari kalangan akademisi dan praktisi bisnis, Indonesia direpresentasikan oleh Profesor Ekonomi Internasional Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu, Ketua Kadin Roesan Roeslani, CEO PT Bakrie Global Ventura Anindya Bakrie, Pendiri & CEO Tokopedia William Tanuwidjaja, Direktur Grup Lippo John Riady, dan sejumlah tokoh bisnis papan atas lainnya dari Indonesia.

Baca juga: Menperin dijadwalkan bertemu sejumlah perusahaan raksasa di WEF 2019
Baca juga: BKPM: Indonesia akan yakinkan investor di WEF 2019

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019