Kolkata (ANTARA News) - Tentara India diterjunkan untuk menjaga perdamaian setelah 30 orang terluka dalam bentrok antara polisi dengan para penggemar pemenang acara televisi "Indian Idol," kata polisi, Sabtu. Kekerasan itu terjadi di negara bagian Bengal Barat ketika hampir dua ribu pendukung Prashant Tamang, berpawai untuk menyampaikan protes atas komentar seorang penyiar radio yang menghina pemenang Indian Idol itu. Prashant Tamang adalah warga india dari suku Nepal. "Hampir dua ribu penggemar Tamang berpawai arak-rakan dan memberikan surat pernyataan kepada pejabat pamong praja di (kota) Siliguri," kata insepektur jenderal polisi, Raj Kanojia. Para pengunjuk rasa itu marah setelah penyiar radio itu mengatakan Tamang sebagai "penjaga". Pekerjaan itu biasanya dilakukan oleh suku Nepal, mereka dulu tinggal di daerah yang sebelumnya adalah bagian dari negara Nepal, atau mereka telah pindah ke India. Kebanyakan dari suku Nepal termarginalisasi secara ekonomi. Para peserta arak-arakan itu diserang para penonton setelah beberapa peserta berusaha menghalangi satu ambulan. Para pengunjuk rasa itu melempari ambulan dan membakar satu jip polisi. "Bentrok itu berkembang menjadi kekerasan. Toko-toko ditutup para pemiliknya dan jalanan jadi sepi," kata Kanojia. Polisi melepas tembakan ke udara setelah gas air mata tidak berhasil membubarkan massa. Satu orang mengalami luka tembak. Sebelas orang, beberapa di antaranya petugas polisi, dibawa ke rumah sakit. Jam malam di Siliguri berlanjut hingga hari kedua pada Sabtu. Ratusan tentara dan tentara keamanan perbatasan berpatroli di jalan-jalan, sedangkan warga tidak keluar rumah. Para pendukung Tamang juga menyerukan satu hari mogok kerja pada Sabtu di sekitar daerah Siliguri di distrik Darjeeling yang mayoritas berpenduduk suku Nepal. Toko-toko dan pusat bisnis tutup, kata para saksi. Polisi mengemukakan para penggemar Tamang juga membakar rumah seorang petugas polisi, namun api berhasil dipadamkan sebelum menimbulkan kerugian besar, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007