Jakarta (ANTARA News) - Pebalap putri Indonesia Crismonita Dwi Putri dan Wiji Lestari yang turun di nomor tim sprint memperbaiki catatan waktunya di kejuaraan dunia trek di Hongkong, Jumat dibandingkan hasil di Asian Track Championship (ATC) 2019 Jakarta.

"Memang benar. Waktu di Jakarta catatan waktunya 35.648 detik. Untuk di kejuaraan dunia 35.232 detik," kata manajer timnas balap sepeda Indonesia Budi Saputra saat dikomfirmasi dari Jakarta.

Menurut dia, catatan waktu yang ditorehkan oleh Crismonita dan Wiji ini cukup baik karena menjadi pengalaman pertama bagi pasangan pebalap Indonesia ini turun di kejuaraan dunia. Apalagi pebalap yang turun di kejuaraan ini sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi.

Pada babak kualifikasi, pasangan Indonesia ini berada di posisi 18 dan dipastikan tidak bisa lolos ke babak selanjutnya karena hanya delapan pasangan yang diambil. Pasangan terbaik pada babak kualifikasi ini adalah Yifang Guo-Tianshi Zhong asal China dengan catatan waktu 33.377 detik.

"Kita ambil banyak pengalaman di sini sebagai parameter dan bahan evaluasi. Meski berada di posisi 18 kualifikasi, kita mendapatkan poin 110 dan ini menjadi tambahan poin untuk Olympic Ranking by Nation," kata Budi menambahkan.

Pada kejuaraan dunia trek di Hongkong ini, Indonesia hanya meloloskan dua pebalap saja dan satu diantaranya yaitu Wiji Lestari terdongkrak pada nomor tim sprint. Crismonita menjadi satu-satunya pebalap yang poinnya memenuhi syarat untuk turun di kejuaraan dunia.

Berdasarkan catatan yang dihimpun dari Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI), Crismonita Dwi Putri saat bertolak ke Hongkong membukukan 562 poin untuk nomor sprint dan 330 poin untuk nomor keirin.

"Besok, Sabtu (26/1), Crismonita akan turun di nomor sprint 200 meter," kata manajer asal Purwokerto Jawa Tengah itu.

Crismonita merupakan pebalap trek Indonesia yang sedang naik daun. Pada Asian Track Championship di Jakarta awal Januari lalu memang belum meriah hasil maksimal pada nomor keirin, sprint dan team sprint. Namun, pebalap kelahiran Lamongan, Jawa Timur itu mengalami peningkatan secara kemampuan.

Satu-satunya medali yang didapat Crismonita pada kejuaraan internasional level Asia ini adalah perunggu yang didapat dari nomor 500 m time trial. Hasil ini sangat bagus jika dibandingkan dengan pebalap Indonesia non paracycling lainnya.

Baca juga: Crismonita lolos ke kejuaraan dunia di Hongkong

Baca juga: Balap sepeda - Crismonita bikin kejuatan di balapan Malaysia


Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019