Nairobi (ANTARA News) - Sedikitnya 12 prajurit penjaga perdamaian Uni Afrika (AU) di wilayah Darfur, Sudan, yang dilanda krisis tewas dalam serangan terhadap sebuah pangkalan mereka, menurut laporan-laporan media, Minggu. Jumlah korban mungkin lebih tinggi karena 50 prajurit AU masih belum diketahui keberadaan mereka, kata BBC. Sekitar 25 prajurit lagi cedera dalam serangan itu, yang menjatuhkan korban dalam jumlah terbesar pada pasukan penjaga perdamaian tersebut sejak mereka ditempatkan pada 2003. Masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu, kata seorang jurubicara AU kepada BBC, yang menambahkan bahwa baik pemerintah Sudan maupun kelompok pemberontak saling melontarkan tuduhan atas insiden tersebut. Menurut beberapa saksi mata, sekitar 2.000 pemberontak menyerang kamp Haskanita di Darfur selatan, merampas semua senjata dan kendaraan yang mereka temukan, dan membakar kendaraan-kendaraan yang tersisa. Ketua Komisi Gencatan Senjata AU Jendral Martin Luther Agwai mengecam keras serangan itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Minggu. "Kelompok-kelompok pemberontak, yang terlibat dalam kekerasan membabi-buta dan pertumpahan darah semacam itu, menjatuhkan kredibilitas mereka sendiri di meja perundingan," katanya, seperti dikutip DPA. Yang lebih disesalkan, aksi semacam itu dilakukan hanya beberapa pekan sebelum penyelenggaraan Perundingan Perdamaian Tripoli, tambah pernyataan itu. Serangan tersebut terjadi menjelang kedatangan Uskup Agung Afrika Selatan Desmond Tutu di Sudan. Tutu dan sejumlah pejabat tinggi yang mencakup mantan Presiden AS Jummy Carter dan Graca Machel, istri mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, akan mengajukan usulan-usulan perdamaian. Sedikitnya 200.000 orang tewas dan jutaan lain meninggalkan desa-desa mereka akibat konflik antara pemerintah dan pemberontak di Sudan sejak 2003. Misi penjaga perdamaian AU dimulai pada 2003. Dalam setahun mendatang, pasukan penjaga perdamaian PBB yang berkekuatan 26.000 orang akan bergabung dengan pasukan AU yang mencakup 7.000 prajurit dalam upaya menciptakan stabilitas di Darfur. (*)

Copyright © ANTARA 2007