Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan (Dephub) akhirnya menghentikan untuk sementara (grounded) satu pesawat Lion Air PK-LIO jenis MD-90 di terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta. "Pesawat ini kita minta untuk diperbaiki, harus selesai sebelum penerbangan berikutnya," kata Dirjen Perhubungan Udara, Dephub, Budhi M. Suyitno kepada pers di sela Ramp Check pesawat udara dalam rangka Angkutan Lebaran 2007 di Jakarta, Senin. Ramp Check adalah kegiatan pemeriksaan secara acak pesawat udara dari sisi kelaikan dan keselamatan penerbangan. Kegiatan ini juga bagian dari persiapan angkutan lebaran 2007. Rombongan Dirjen Perhubungan Udara, bersama Administrator Bandara Soekarno-Hatta, Hery Bakti, Direktur Sertifikasi Kelaikan Udara (DSKU), Dephub, Yurlis Hasibuan dan sejumlah inspektur dari DSKU. Dalam inspeksi itu, kata Budhi, ditemukan di lambung sayap sebelah kiri pesawat yang baru tiba dari Batam (JT-550) sekitar pukul 15.30 WIB itu ada rembesan dari tanki bahan bakar. Dirjen Udara Budhi sempat memegang dan mengusap rembesan avtur tersebut untuk memastikan bahwa hal itu bukan uap air. "Ini kita rasakan dan cium baunya, ternyata bukan air, tetapi avtur," katanya. Hal senada juga dilakukan oleh Direktur SKU, Yurlis Hasibuan. Untuk itu, Yurlis langsung memerintahkan kepada petugas Lion agar pesawat itu diperbaiki sebelum terbang ke rute berikutnya. "Bisa saja ini pelapis atau karet seal yang aus dan harus diganti," kata Yurlis. Grounded tersebut diperlukan agar pesawat bisa terbang kembali dengan kondisi kelaikan pesawat yang sesuai prosedur keselamatan penerbangan. "Jika dibiarkan, dalam perjalanan berikutnya, pesawat itu bisa meledak jika ada jilatan api yang menyambar dan berasal dari petir atau lainnya," katanya. Tidak hanya itu, tim Ramp Check juga mengecek komponen pesawat lainnya mulai dari ban pesawat, lampu penunjuk darurat di kabin, hingga emergency located transmitter (EMC). EMC pesawat MD-90 itu masih valid karena masa berlakunya sampai Februari 2008. Namun, Dirjen Perhubungan Udara Budhi M. Suyitno menggarisbawahi bahwa hal itu tak serta merta akibat kelalaian teknisi Lion Air karena bisa saja hal itu terjadi dalam penerbangan terakhir. "Di Batam, boleh jadi sudah diperiksa dan baru terjadi dalam perjalanan tadi," kata Budhi. Tim inspektur kemudian juga meneruskan, inspeksi ke pesawat Lion lainnya yang baru datang yakni PK-LMI jenis MD-82. Namun, tak ada temuan yang berarti yang berujung penghentian sementara pesawat itu. Dihubungi terpisah, Manajer Humas Lion Air, Hasyim Arsal Alhabsy menampik bahwa pesawat itu dilarang untuk sementara oleh DSKU karena diduga tangki bahan bakarnya bocor. "Pesawat itu memang dalam program untuk diperiksa secara periodik. Jadi, kebetulan saat inspektur dari DSKU datang, pesawat itu memang sudah siap untuk diperiksa," kata Hasyim. Dirjen Perhubungan Udara, Budhi M. Suyitno melanjutkan bahwa program Ramp Check tersebut sudah dilaksanakan sejak dua minggu terakhir di sejumlah bandara secara acak. "Sudah 43 pesawat dari 10 maskapai yang sudah diperiksa. Empat di antaranya, digrounded yakni dua pesawat Indonesia AirAsia dan dua pesawat Mandala Airlines," katanya. Dua pesawat Mandala tersebut diketahui lampu penunjuk darurat bagian luar tak nyala dan ini bagian dari no go item (tak boleh terbang, jika komponen tertentu tak penuhi syarat, red) sehingga terpaksa digrounded beberapa jam dan pada hari yang sama, sudah bisa terbang lagi. Sementara itu, dua pesawat Indonesia AirAsia, selain lampu darurat rusak (emergency light), juga sistem hidrolik di sistem kemudi bermasalah dan kedua pesawat baru bisa terbang lagi, keesokan harinya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007