Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Muhammad Nuh, menjamin interferensi frekuensi PT Kereta Api (PT KA) dengan operator seluler tak terjadi pada Angkutan Lebaran 2007. "Akan ada teknis khusus selama Lebaran sehingga hal itu tak terjadi. Saya sudah minta Dirjen Postel untuk itu," katanya kepada pers usai Rapat koordinasi (Rakor) Angkutan Lebaran 2007 di Jakarta, Selasa. Rakor tersebut diikuti oleh Menko Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan (Mendag) Marie Pangestu, Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman S. Djamal dan Kapolri Jenderal Pol. Polisi Sutanto. Nuh menjelasksn, pihaknya sudah melakukan migrasi frekuensi secara bertahap dan penanganan khususnya berupa teknik penanganan temporer untuk menghindarkan terjadinya interferensi. Dihubungi terpisah, Direktur Teknik Prasarana Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Depkominfo, Hermanto mengungkapkan interferensi tersebut pada umumnya terjadi di daerah perkotaan terutama di pulau Jawa. "Semula frekuensi yang diberikan untuk perkeretaapian 2 giga hertz tapi akan digunakan untuk seluler. Berdasarkan aturan yang baru harus menggunakan 8 giga hertz," kata dia, Hermanto menjelaskan, migrasi frekuensi telah dilakukan namun belum selesai. Saat ini, tambah dia, penyelesaian migrasi akan dilakukan bekerjasama dengan Ditjen Pos dan Telekomunikasi. "Diharapkan akhir tahun ini kelar," kata dia. Hermanto juga mengatakan, migrasi frekuensi tersebut juga terkendala masalah dan, khususnya pada jaringan KA di Pulau Jawa. "Kalau semua dimigrasikan, itu membutuhkan dana sekitar Rp100 miliar," katanya. Sedangkan, migrasi frekuensi pada jaringan KA di Sumatera telah dilakukan dan diperkirakan seluruhnya tuntas akhir tahun ini. "Di Sumatera, migrasi diprioritaskan karena kebutuhan mendesak pada angkutan batubara," katanya. Hermanto mengatakan, sejauh ini migrasi frekuensi secara umum baru mencapai 50 persen. Namun, tambah dia, masalah itu hanya terjadi pada daerah perkotaan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007