Berita bohong itu adalah hoaks. Menyebarkan berita bohong itu menyebarkan hoaks. Itu perbuatan haram."
Payakumbuh (ANTARA News) - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mengingatkan masyarakat Sumatera Barat untuk selektif menerima informasi dan menyebarkannya, karena berita bohong dan menyebarkan berita bohong adalah perbuatan haram.
 
"Berita bohong itu adalah hoaks. Menyebarkan berita bohong itu menyebarkan hoaks. Itu perbuatan haram," kata KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan tausiyah di hadapan ratusan orang jemaah pengajian Tariqat Naqsaabandiyah, di Payakumbuh, Sumatera Barat, Kamis.

Hadir pada kegiatan tersebut, antara lain, Ketua DPRD Provinsi, Ketua DPRD Kota Payakumbuh, dan Ketua Tariqoh Naqsaabandiyah Payakumbuh.

Menurut Ma'ruf Amin, masyarakat agar tanggap memilah berita-berita yang baik dan positif, dan tidak mempercayai berita hoaks, yang tanpa dilandasi fakta. "Karena berbohong dan menyebarkan berita bohong itu adalah perbuatan dosa. Mendengarkan cerita bohong juga ikut berdosa," katanya.

Pada kesempatan tersitir firman Allah yang artinya, agar berbicara yang jujur, jangan berbohong.

Mustasyar PBNU juga menjelaskan, pada pemilu presiden 2014, banyak berita negatif yang menyerang Joko Widodo. Misalnya, Jokowi disebut PKI, padahal Jokowi adalah haji. Jokowi disebut anti Islam, padahal memilih wakilnya saja dari ulama.

"Saya ulama, Kiai. Saya ketua umum MUI (Majelis Ulama Indonesia). Karena itu, isu negatif yang menyerang Pak Jokowi, tidak benar," katanya.

Menurut Kiai Ma'ruf, jika menerima informasi, jangan langsung disebar, tapi dipastikan dulu informasi itu benar, baru disebar. "Kalau informasi itu ternyata bohong, jangan disebar. Itu perbuatan dosa," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin mengucapkan syukur, karena ada jemaah Tariqat Naqsaabandiyah di Sumatera Barat masih banyak memiliki para guru atau mursyid, yang melakukan bimbingan kepada masyarakan untuk berbuat baik. "Mendidik masyarakat di jalan kebaikan," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kerukunan hidup bermasyarakat dan menjaga persatuan bangsa. "Jangan sampai karena pilpres ini memecah belah persatuan bangsa," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019