Jakarta (ANTARA News) - Masuknya tiga nama dari tujuh calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) terpilih bukan untuk memenuhi kuota keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen, kata anggota Komisi II Lena Maryana Mukti dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Menurut Lena, di Jakarta, Kamis, ketiga perempuan yang terpilih sebagai anggota KPU, yaitu Sri Nuryanti, Endang Sulastri, dan Andi Nurpati, terbukti memiliki kecerdasan, loyalitas, integritas dan sifat kepemimpinan. "Catatan rekam jejaknya juga tidak ada masalah, sekali lagi kami tidak memaksakan 30 persen keterwakilan perempuan tetapi memang mereka berkualitas," katanya yang ditemui setelah rapat pleno khusus untuk pemilihan suara guna menentukan tujuh anggota KPU yang baru. Hal serupa juga disampaikan Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Menurut Priyo, ketiga wanita calon anggota KPU itu telah dijagokan oleh fraksinya. "Sejak awal Golkar menginginkan ada keterwakilan perempuan dan akhirnya ada tiga yang ada di sana dan semua dijagokan Golkar juga," katanya. Priyo membantah jika ketiga anggota KPU perempuan terpilih tersebut diragukan integritasnya karena Komisi II telah melacak rekam jejak semua calon anggota KPU. "Untuk soal integritas kami ketat karena kita tidak ingin kecurian seperti kemarin (kasus Irawady Joenoes)," kata Priyo. Selain tiga nama tersebut, calon anggota KPU perempuan yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPR yaitu Dyah Arum Muninggar, dan Elvyani NH Gaffar. Namun keduanya tidak berhasil menduduki peringkat 1 hingga 7. Sementara itu, masuknya tiga nama perempuan sebagai anggota KPU mendapatkan apresiasi dari Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (CETRO) Hadar Navis Gumay dan Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Ridaya Laodengkowe. "Ini sebuah kemajuan karena perempuan berhasil masuk," kata Ridaya. Namun, secara keseluruhan, kata Ridaya, pihaknya tidak terlalu puas dengan hasil uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan DPR.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007