Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (ANTARA News) - Dua belas barak pengungsian milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, yang disiapkan untuk menampung pengungsi sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus, saat ini belum terjangkau fasilitas penerangan jalan umum.

"Memang masih ada 12 barak Merapi yang belum terjangkau penerangan umum. Kami akan segera melakukan penambahan jaringan penerangan pada 12 barak pengungsian," kata Kepala Seksi Penerangan Jalan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Wahyu Estijanto di Sleman, Rabu.

Ia mengatakan penambahan jaringan penerangan jalan umum tersebut dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, yang menyatakan hampir semua barak pengungsian belum terjangkau penerangan jalan umum (PJU).

"Hanya ada satu di barak Plosokerep, Desa Umbulharjo, sudah ada tiangnya, tapi listriknya mengambil dari barak, sehingga memberatkan rekening. Ini nanti akan kami pisah," kata Wahyu.

Selain memasang penerangan jalan di sekitar barak, ia mengatakan, pemerintah kabupaten akan menambah lampu penerangan di ruas jalan mulai dari Padukuhan Ngepring hingga Turgo di Kecamatan Pakem.

"Di ruas jalan tersebut hanya ada tiang listrik tanpa dilengkapi PJU. Padahal jalur itu difungsikan sebagai jalur evakuasi. Nanti setiap tiang akan dipasang satu PJU, artinya akan ada 32 titik," katanya.

Ia mengatakan realisasi penambahan penerangan jalan umum akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan selain belum terjangkau fasilitas penerangan jalan umum, barak pengungsian juga belum dilengkapi dengan alas tidur, MCK, gudang serta genset.

"Meski demikian kondisi barak milik BPBD semua sudah siap, dan layak, karena selalu ada perawatan," katanya.

Joko mengatakan di Sleman selain barak milik BPBD juga ada barak desa yang disiapkan untuk menampung pengungsi saat terjadi bencana.

"Biasanya kalau desa itu balai desanya yang disulap jadi barak. Kalau itu pengelolaan dan perawatan dari desa," katanya.

Baca juga:
alur evakuasi pengungsi Merapi minim lampu penerangan
"Shelter" dan "desa paseduluran" untuk antisipasi bencana Merapi

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019