Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Senior Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan BI (BI Rate) pada level 8,25 persen dinilai sesuai dengan ekspektasi pasar. "Tidak ada yang mengejutkan dengan keputusan BI soal BI rate tetap 8,25 persen karena sudah diekspektasikan oleh pasar, analis dan ekonom," katanya di Jakarta, Senin. Ia mengatakan keputusan tersebut menunjukkan BI memperhatikan pertimbangan kondisi ekonomi makro dan moneter domestik. "Keputusan itu berarti benar-benar mempertimbangkan kondisi makroekonomi dan moneter domestik, ditandai oleh kenaikan inflasi September 0,8 persen dan diperkirakan berlanjut oktober ini karena faktor musiman lebaran," katanya. Selain itu, menurut dia, keputusan tersebut juga untuk menjaga agar rupiah tidak jatuh lagi ketika sedang menguat terhadap dolar AS yang saat ini mencapai Rp9.050 per dolar AS. "Apalagi diperkirakan tingkat permintaan dolar AS oleh korporasi untuk memenuhi kewajiban valas dan individu untuk berlibur ke luar negeri cukup tinggi saat ini," katanya. Ia mengatakan BI Rate 8,25 persen masih moderat bagi perbankan dan sektor riil. Sementara itu, ia memperkirakan BI rate akan turun menjadi 8 persen paling cepat pada November ini jika Fed Rate turun 25 basis poin lagi menjadi 4,5 persen pada sidang komite pasar terbuka (FOMC) Oktober ini untuk mendorong ekonomi AS. "Atau paling lambat pada Desember BI rate bisa berada di level 8 persen," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007