Jakarta (ANTARA News) - Masjid Agung Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan menyelenggarakan Shalat Id Sabtu (13/10) atau menyesuaikan diri dengan hasil sidang itsbat 1428 H. "Kami telah mengumumkan kepada jamaah bahwa jadwal shalat Id 1428 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu atau 13 Oktober 2007, kecuali bila pemerintah melalui sidang Itsbat pada Kamis (11/10) mengumumkan jadwal yang berbeda," kata Kepala Kantor Mesjid Agung Al Azhar Drs Amliwazir Saidi di Jakarta, Senin. Menurut Amliwazir, hasil tersebut diyakini sesuai dengan hisab muktabar atau perhitungan yang diyakini oleh banyak orang dan tidak hanya satu golongan. Mengenai Muhammadiyah yang telah menetapkan shalat Id pada Jumat (12/10), ia memaparkan hal tersebut sesuai dengan metode wujud hakiki yang dipegang oleh organisasi Islam tersebut, yaitu pada dasarnya wujud dari bulan baru telah ada meski tidak dapat dilihat. Amliwazir menuturkan, perbedaan seperti itu adalah hal yang biasa dan antarpihak yang berbeda harus saling menghormati keragaman tersebut. Pada tahun 2006, Masjid Al Azhar menyelenggarakan shalat Idul Fitri bersamaan dengan tanggal yang ditetapkan Muhammadiyah, yaitu pada 23 Oktober 2006, meski pemerintah melalui ketetapan Menteri Agama menetapkan 1 Syawal pada tanggal yang berbeda yaitu 24 Oktober 2006. Alasan yang dikemukakan Amliwazir pada tahun 2006 lalu adalah karena berdasarkan hisab yang disetujui baik oleh Muhammadiyah maupun Departemen Agama, pada 22 Oktober 2006 sore penampakan hilal (bulan-red) telah dua derajat di atas ufuk sehingga pada 23 Oktober 2006 dapat dikatakan sudah masuk ke bulan Syawal. Sedangkan pada Idul Fitri tahun 2007 ini, Masjid Al Azhar menyelenggarakan shalat Id sesuai dengan ketetapan pemerintah berdasarkan sidang Itsbat pada Kamis (11/10). Perbedaan tersebut, ujar Amliwazir, juga mengindikasikan bahwa Masjid Al Azhar yang dikelola oleh Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar adalah sebuah lembaga yang independen dan tidak berafiliasi kepada salah satu organisasi Islam. "Yayasan Al Azhar bukanlah `onderbouw` Muhammadiyah atau NU, namun kami menerima berbagai pihak yang berasal dari organisasi keislaman yang berbeda-beda di Al Azhar karena yang kami inginkan adalah persatuan umat Islam," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007