Pada pekan ini, rupiah berpeluang menguat di bawah Rp14.000 apabila sentimen eksternal dan domestik sesuai ekspektasi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat 4 poin menjadi Rp14.103 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.107 per dolar AS dipicu pelemahan dolar AS.
   
"Rupiah hari ini sebenarnya flat. Tapi bisa dibilang sedikit menguat karena dolar AS sedang melemah karena pelaku pasar masih optimis akan negosiasi AS-China," kata analis pasar uang Monex Investindo Futures Faisyal di Jakarta, Selasa.
   
Selain itu, lanjutnya, pelaku pasar masih menunggu hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral AS atau Federal Open Market Committee (FOMC). 
   
"Itu juga membuat rupiah masih sedikit menguat namun terbatas mengingat pasar juga masih melihat perkembangan lainnya seperti Brexit dan lainnya," kata Faisyal.
   
Penguatan rupiah juga didukung oleh turunnya harga minyak. Sementara itu, dari sisi domestik relatif masih minim sentimen positif.
   
Pada pekan ini, rupiah berpeluang menguat di bawah Rp14.000 apabila sentimen eksternal dan domestik sesuai ekspektasi.
   
"Sepekan ini sebenarnya masih menunggu beberapa agenda penting. Selain pertemuan AS-China, Kamis juga ada Rapat Dewan Gubernur BI. Jika mereka optimis akan ekonomi Indonesia, dolar tertekan dibalik hasil pertemuan AS-China, hasil pertemuan FOMC juga dovish, tidak tertutup kemungkinan rupiah menguat di bawah Rp14.000," ujar Faisyal.
   
Nilai tukar (kurs) rupiah sendiri pada pagi hari dibuka melemah Rp14.113 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.101 per dolar AS hingga Rp14.130 per dolar AS.
 
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.119 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.106 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah diprediksi menguat dipicu keyakinan kesepakatan perdagangan AS-China
Baca juga: Putaran baru perundingan dagang AS-China bakal dimulai di Washington

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019