Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) akan mematikan sebanyak 10 pembangkit besar yang seluruhnya berlokasi di Pulau Jawa selama masa lebaran. General Manager Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa-Bali PLN, Muljo Adji di Jakarta, Selasa, mengatakan, penghentian operasi itu dikarenakan penurunan beban selama masa lebaran. "Total daya kesepuluh pembangkit yang dimatikan mencapai 5.055 MW," katanya. Kesepuluh pembangkit besar tersebut adalah PLTU Suralaya Unit 2 berkapasitas 400 MW, PLTU Tanjung Jati Unit 2 660 MW, PLTU Cilacap Unit 2 300 MW, PLTU Pation Unit 7 645 MW, dan PLTU Paiton Unit 5 610 MW. Selain itu, lima PLTGU yang masih menggunakan BBM juga dimatikan. Kelima pembangkit itu adalah PLTGU Tambak Lorok Blok 1 480 MW, PLTGU Tambak Lorok Blok 2 480 MW, PLTGU Grati Blok 1 460 MW, PLTU Muara Tawar Blok 1 580 MW, dan PLTGU Gresik Blok 2 440 MW. Muljo mengatakan, pada masa lebaran, sistem Jawa-Bali mengalami penurunan daya listrik sekitar 5.000 MW. "Pada saat lebaran pertama yakni 13 Oktober 2007 beban puncak diperkirakan mencapai 11.140 MW, sedangkan pada saat normal seperti 4 Oktober 2007 tercatat 15.725 MW," katanya. Menurut dia, selama masa lebaran, cadangan daya mencapai 2.000-3.000 MW. Ia mengatakan, dengan beban rendah dan daya pembangkit yang besar maka PLN akan mengandalkan kehandalan selama lebaran melalui pengoperasian pembangkit sedemikian rupa, sehingga terdapat keseimbangan di masing-masing wilayah. "Transfer daya antarpembangkit diupayakan seminimal mungkin, sehingga kalau putus, sudah handal, " katanya. Ia juga mengatakan, pada 13 Oktober 2007, beban puncak diperkirakan 11.140 MW dan terendah 6.517 MW. "Selisihnya mencapai 5.000 MW, sehingga kami melakukan pengaturan pembangkit yang bisa beroperasi pada beban rendah, sekaligus beban tinggi. Pembangkit itu antara lain PLTU Suralaya, PLTU Paiton, PLTU Tanjung Jati, dan PLTU Cilacap," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007