Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo mengatakan, realisasi program potongan utang (haircut) untuk merestrukturisasi kredit macet 1.470.692 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di empat bank BUMN senilai Rp17,9 triliun perlu diawasi. Untuk itu, katanya di Jakarta, Rabu, perlu adanya pembicaraan antara bank BUMN dengan pemerintah dan oversight committe (OC/komisi pengawas). "Tentu perlu ada bicara dulu, antara bank pemerintah dan OC, karena kita sudah dapat kesepakatan untuk diimplementasikan, dan harus diyakini bahwa pelaksanaannya betul dan harus menjunjung kesetaraan dan kehati-hatian," katanya. Sebelumnya, dalam rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama empat bank BUMN, para Menteri, Kejaksaan, Pihak Kepolisian, Selasa (9/10), menyepakati untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP) 33 tahun 2006 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/ Daerah serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 87/PMK.07/2006 tentang Pengurusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah dengan melakukan program potongan utang pada UMKM di bank BUMN. Agus mengatakan, pembicaraan dengan OC tersebut akan dilakukan setelah lebaran ini sehingga realisasi dapat dilaksanakan sebelum tahun 2007 berakhir. Direktur Pelaksana Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kesepakatan tersebut perlu diformalkan agar perbankan merasa nyaman untuk menindaklanjuti program potongan utang UMKM. "Yang diperlukan formalisasi hasil kesepakatan itu, kalau sudah, bank nanti kalau lakukan itu (potongan utang) jadi lebih nyaman," katanya di Jakarta, Rabu. Ia mengharapkan formalisasi dari kesepakatan tersebut segera dibuat sehingga sebelum akhir tahun ini potongan utang bagi UMKM yang memiliki utang di bawah Rp5 miliar tersebut dapat direalisasikan. Sementara itu, menurut data yang dilaporkan Bank Mandiri ke Komisi XI DPR RI, dari 1,05 juta nasabah UMKM yang akan mendapatkan potongan utang tersebut, untuk nasabah di Bank Mandiri sebanyak 88 ribu debitor dengan nilai kredit macet Rp6,747 triliun, BNI 24 ribu debitor senilai Rp2,212 triliun. Sedangkan kredit macet di BRI Rp7,939 triliun yang berasal dari 796 ribu debitor, dan BTN Rp1,29 triliun dari 138 ribu debitor. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007