Setelah PDB Amerika semalam dirilis bagus, ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga tambah kuat. Setidaknya ada satu kenaikan lag
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah 51 poin menjadi Rp14.120 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.069 per dolar dipicu kembalinya ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed.

Analis  Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, mengatakan, pelemahan rupiah itu masih dipengaruhi sentimen eksternal terutama terkait negosiasi perang dagang yang belum jelas dan juga penguatan indeks dolar AS.

"Setelah PDB Amerika semalam dirilis bagus, ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga tambah kuat. Setidaknya ada satu kenaikan lagi," ujar Dini.

Menurutnya, sentimen yang terkait dengan kebijakan moneter The Fed, memang sangat sensitif bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Sepekan ini, lanjut Dini, nilai tukar rupiah memang belum mampu menembus lebih kuat lagi ke level di bawah Rp13.900, yang merupakan level terkuat sejak depresiasi tajam rupiah hingga Rp15.000 pada tahun lalu.

Dari domestik, belum ada yang bisa menjadi katalis kuat untuk mendorong rupiah menguat lagi.

"Inflasi kita yang terjaga juga tidak bisa jadi katalis penguat," kata Dini.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada Jumat pagi  dibuka melemah Rp14.101 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.101 per dolar AS hingga Rp14.130 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.111 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.062 per dolar AS.

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019