Jakarta (ANTARA News) - Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti sistem Pemilu 2019 yang dilaksanakan serentak karena berdampak mengancam sistem multi-partai yang berjalan di Indonesia.

"Kita perlu menyoroti Pemilihan Presiden yang dilakukan secara serentak dengan Pemilihan Legislatif. Dampaknya, hanya partai pengusung utama capres yang paling berpotensi mendapatkan efek elektoral terbesar," kata AHY dalam pidato politiknya di Jakarta, Jumat.

Dia menilai jika kondisi itu berlanjut di masa depan, bukan tidak mungkin era multipartai akan berakhir, dan menyisakan hanya dua partai besar, seperti di Amerika Serikat. 

AHY menilai Indonesia belum siap dan juga belum tentu cocok mengadopsi sistem kepartaian model Amerika Serikat tersebut. 

"Partai Demokrat berpandangan, bahwa sistem multipartai merupakan pilihan yang paling rasional, dihadapkan pada kemajemukan dan latar belakang historis bangsa ini," ujarnya.
 
Karena itu dia menyarankan pasca-Pemilu 2019, harus duduk bersama melakukan dialog untuk membangun konsensus nasional tentang sistem politik apa yang paling cocok bagi bangsa kita di masa mendatang. 

Dia mengatakan kepada presiden mendatang, Partai Demokrat merekomendasikan untuk mengkaji kembali sistem kepartaian dalam kehidupan berdemokrasi kita.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019