Cilacap (ANTARA News) - Tiga terpidana mati kasus Bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas alias Ali Gufron menyatakan tidak akan mengajukan grasi. "Grasi hanya diajukan oleh orang yang bersalah dan kami bukan orang-orang yang salah karena kami mengajukan sunah Rasulullah," kata Imam Samudra seusai menunaikan Salat Id di Masjid Lembaga Pemasyarakatan Batu, Pulau Nusakambangan, Sabtu. Menurut dia, orang yang salah antara lain melakukan perzinahan, pelacuran, dan sebagainya, sedangkan jihad yang dilakukannya tidak salah, karena merupakan Jihad Islam. Saat ditanya kemungkinan Lebaran 2007 merupakan yang terakhir bagi mereka, Imam Samudra mengatakan, hal itu belum tentu benar karena takdir seseorang ditentukan oleh Allah Swt bukan oleh manusia. Dia mengatakan, tidak sedikit pun gentar dan takut terhadap kematian. "Mati sekarang pun Insya Allah akan masuk surga sebagai syuhada," katanya. Bahkan dia sempat berkata dalam bahasa Inggris yang menyatakan George W Bush dan antek-anteknya bakal masuk neraka tetapi ia (Imam Samudra) akan masuk surga sebagai syuhada. Dia menegaskan tidak akan mengajukan grasi karena hal itu bukan dari hukum Islam. "Grasi bukan dari hukum Islam. Saya hidup sebagai muslim, mati pun sebagai muslim," katanya. Sementara itu, Mukhlas alias Ali Gufron berpesan kepada sahabat-sahabatnya untuk tetap melanjutkan jihadnya. Selain itu, kata dia, para ulama dan umarah segera untuk kembali kepada Islam. Mukhlas juga berpesan khusus kepada saudaranya yang paling dicintai, Jafar bin Tholib (Front Pembela Islam) untuk kembali ke jalan Allah. "Wahai Jafar, segeralah kembali ke jalan yang benar karena jika tidak segera kembali, akan dilaknat oleh Allah Swt," katanya. Sementara terpidana mati kasus Bom Bali lainnya, Amrozi saat ditanya apakah musuh mereka adalah orang Australia. Dia mengatakan, semua orang kafir adalah musuh, tidak hanya Australia. Dalam kesempatan itu, di luar masjid, tiga terpidana mati ini membentangkan spanduk bertuliskan ucapan Selamat Idul Fitri 1 syawal 1428 H dan beberapa tulisan lain dengan meneriakkan takbir. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007