Sukoharjo (ANTARA) - Pemerintah berkomitmen mengembangkan Perguruan Tinggi Islam di dalam negeri, kata Menteri Agama Republik Indonesia (RI) Lukman Hakim Saifuddin.

"Kami di Kemenag serius untuk mengembangkan sarana dan prasarana di PTN Islam di seluruh Indonesia yang saat ini jumlahnya 58," katanya di sela peresmian Gedung Pendidikan Terpadu dan Gedung Pusat Pengembangan Bahasa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, di Kabupaten Sukoharjo, Senin.

Ia mengatakan 58 perguruan tinggi tersebut, tujuh dalam bentuk STAIN, 34 IAIN, dan 17 dalam bentuk UIN. Ia mengatakan pengembangan tersebut bertujuan agar bagaimana perguruan tinggi Islam ini mampu mengembangkan diri karena banyak lulusan pesantren dan madrasah yang ingin mengembangkan atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Pemerintah serius melalui Kemenag memperluas daya dukung sarana dan prasarana perguruan tinggi kita agar mampu mengakomodasi kebutuhan anak muda Islam di Indonesia," katanya.

Mengenai anggaran yang digunakan untuk pengembangan tersebut, dikatakannya, selain menggunakan APBN juga dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan memanfaatkan lembaga donor asing.

"Kami ingin secara serius mengembangkan PTN Islam di Indonesia," katanya.

Khusus mengenai pengembangan IAIN Surakarta, pihaknya mengapresiasi komitmen Bupati Karanganyar yang pada tahun 2020 mendatang akan ikut membangun IAIN Surakarta.

"Beliau berjanji akan menghibahkan tanah di Karanganyar untuk keperluan IAIN Surakarta. Kami akan lihat kapan pemanfaatannya," katanya.

Sementara itu, selain meresmikan gedung, pada kunjungan tersebut Menag juga mengisi acara Bincang Santai bertajuk Islam dan Budaya Sebagai Instrumen Integrasi Bangsa.

Pada kesempatan itu, ia mengajak masyarakat untuk saling menghargai dan menghormati keragaman tradisi masing-masing komunitas yang ada di Indonesia.*


Baca juga: Menag sebut kenakan sarung untuk jaga kebudayaan

Baca juga: KPU buka layanan pindah pilih di IAIN Tulungagung


 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019