Kendari (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah anggapan sebagian masyarakat yang menilai silaturahmi yang dilakukannya dengan para mantan presiden dan wapres bernuansa politik untuk tujuan Pemilu 2009. "Apa pun langkah yang kita lakukan selalu dikait-kaitkan dengan politik. Padahal itu saya lakukan justru untuk mengurangi bicara politik," kata Wapres saat silaturahmi dengan masyarakat Sulawesi Tenggara di Kendari, Sultra, Selasa. Wapres menjelaskan safari silaturahmi yang dilakukannya dengan menemui mantan Presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid/Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, serta mantan Wapres Try Sutrisno, Hamzah Haz dan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung adalah untuk mengurangi pembicaraan masalah politik. Dalam kunjungan silaturahmi di Sultra ini, selain membawa Sekjen Partai Golkar Soemarsono, Wapres juga mengajak Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo, Fungsionaris PPP Habil Marati dan beberapa anggota DPR lainnya. "Saya datang ke Ibu Megawati agar orang tak guncingkan saya dengan Ibu Mega. Saya kunjungi Akbar Tandjung juga biar orang tak bicara lagi," kata Wapres yang disambut tepuk tangan. Karena itulah, Wapres menekankan penting silaturahmi. Wapres meminta kepada para gubernur agar terus menjalin silaturahmi dengan para pendahulunya. Wapres dalam kesempatan itu meminta antara gubernur dan wagub untuk terus menjaga kebersamaan dalam melaksanakan tugasnya. "Jangan habiskan energi kita untuk bicara politik saja. Janganlah hidup kita ini hanya bicara pemilu ke pemilu, hanya bicara pilkada ke pilkada," kata Wapres. Wapres meminta gubernur untuk terus memikirkan kemajuan daerahnya. Namun, tambahnya, kemajuan itu tak bisa dicapai tanpa kerja bersama. Untuk bisa bekerja bersama, maka mereka harus saling komunikasi dan tak bisa kalau saling menjelekkan. "Inti pokoknya orang harus bicarakan lagu yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran," kata Wapres. Wapres meminta Gubernur Sultra, Ali Mazi, agar terus mengembangkan potensi yang ada seperti perkebunan jambu mete, jagung dan coklat. Menurut Wapres, kekuatan Sultra adalah di perkebunan tiga komoditas tersebut. Pemimpin ke depan hanya bisa diukur dari apa yang telah diperbuatnya, tambahnya. "Jadi siapa yang ingin jadi gubernur, diukur dari berapa banyak jagung bertambah, berapa jambu mete dan coklat bertambah. Jangan lagi diukur betapa gagah foto orangnya," kata Wapres yang disambut tepuk tangan undangan yang hadir. (*)

Copyright © ANTARA 2007