Padang (ANTARA News) - Tingkat hunian hotel di provinsi Sumatera Barat (Sumbar), terutama di kota wisata Bukittinggi dan Kota Padang, selama Ramadhan 1428 Hijriah tercatat 68 persen atau naik 10 persen pada Ramadhan tahun 2006, kendati provinsi berpenduduk 4,5 juta jiwa lebih itu diguncang gempa beruntun pada 12-13 September 2007. "Kita bersyukur, kendati diguncang gempa, namun masa libur panjang Lebaran tahun 2007, telah mendorong arus kunjungan perantau Minang di dalam dan luar negeri ke Sumbar meningkat. Selain berwisata mereka juga ingin melihat kondisi saudaranya tertimpa bencana," kata Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) Sumbar, Asnawi Bahar, di Padang, Rabu. Arus wisatawan ke Sumbar lebih padat ke kota-kota wisata, seperti Bukittinggi, terutama pada arus mudik dan baru tampak padat ke Kota Padang pada masa (arus) balik. Kota Bukittinggi, satu kota berhawa sejuk terletak di ketinggian di atas 800 meter dari permukaan laut. Memiliki benteng Fort De Kock, taman margasatwa, bangunan tua bersejarah, dan objek wisata lobang Jepang yang tiap tahun ramai dikunjungi. Topografi daerah beragam dari yang relatif datar, berbukit-bukit, dan berlembah terjal dengan latar pesona panorama Gunung Merapi dan Gunung Singgalang serta bentangan Ngarai Sianok yang indah. Kota Padang, ibu kota Provinsi Sumbar, juga menarik sebagai kawasan wisata pantai dan belanja terkait daerah ini memiliki sejumlah pusat perbelanjaan modern. Menurut Asnawi, tingkat hunian hotel berbintang di Padang seperti Bumi Minang selama September 2007 mencapai 43,42 persen atau meningkat dibanding September tahun 2006 mencapai 42 persen. Tingkat hunian hotel Pangeran di Kota Padang selama September 2007 mencapai 68 persen atau naik 10 persen dibanding pada bulan sama tahun 2006 atau tercatat 58 persen. "Berdasarkan kondisi demikian, Sumbar optimistis mencapai target tahun 2007 yang dipatok sebanyak 3 juta arus kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara," katanya. Target tersebut makin optimistis tercapai terkait bakal meningkatnya hunian hotel di daerah ini, dengan digelarnya agenda Silaturahmi Saudagar Minang (SSM) 2007 di Padang, pada 19-21 Oktober 2007. Kegiatan SSM 2007 itu akan berdampak multi kompleks, khususnya meningkatkan perekonomian masyarakat. Ia memperkirakan orang rantau yang bakal pulang mencapai 300 kk, jika dikali Rp3 juta per orang sudah termasuk biaya transportasi dan penginapan, diperkirakan uang beredar di Sumbar mencapai miliaran rupiah. "Peredaran uang itu diperoleh dengan masa menginap wisatawan berkisar setengah hari hingga tiga hari," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007