Bandung (ANTARA News) - Kedatangan Kereta Api (KA) Kahuripan dari Stasiun Kediri, Jawa Timur (Jatim), ke Stasiun Padalarang, Jawa Barat (Jabar), sejak sehari setelah Idul Fitri (H+1) selalu terlambat hingga tiga jam dari jadwal kedatangan normal. Kepala Pengatur Perjalanan KA (PPKA) Stasiun Padalarang, Feri Purnama, kepada ANTARA News mengatakan bahwa keterlambatan itu akibat lamanya KA tersebut transit di sebuah stasiun karena padatnya penumpang yang turun. Setiap pukul 07:20 WIB merupakan jadwal kedatangan normal KA Kahuripan ke Stasiun Padalarang, sementara kedatangan terakhir pada Rabu (17/10) KA tersebut datang pukul 10:18 WIB. Stasiun Padalarang adalah tujuan terakhir dari KA Kahuripan. Menurut Feri, kedatangan penumpang balik perhari sejak H+1 ke stasiunnya itu hanya berkisar antara 200 orang hingga 350 orang penumpang, dan data tersebut sesuai dengan penjualan tiket pada arus mudik sejak H-7 lalu. Dikatakannya, penjualan tiket yang hanya sampai 350 unit tersebut lebih disebabkan mayoritas pemudik membeli tiket di stasiun lainnya seperti di Stasiun Kiara Condong, padahal banyaknya penumpang pada arus mudik lalu terjadi di Stasiun Padalarang. Menurut dia, sejak H-7 hingga H-1 rata-rata penumpang yang naik dari Stasiun Padalarang bisa mencapai 1.500 orang, hal itu karena mayoritas penumpang mencari tempat duduk yang kosong di stasiunnya itu. Sementara itu, pemberangkatan dari Stasiun Kiara Condong Bandung, setiap harinya berkisar antara 3.000 orang hingga 5.500 orang. "Keberangkatan penumpang paling tinggi terjadi pada H-3 dengan menggunakan KA Kuto Jaya yang bertujuan akhir di Kutoarjo, Jawa Tengah, tercatat sebanyak 2.038 orang," kata Wakil Kepala Stasiun Kiara Condong Bandung, Agus B. Nugroho. Dikatakan Agus, lonjakan kedatangan penumpang balik telah terjadi dari pukul 07:00 WIB hingga pukul 11:00 WIB, menggunakan empat KA dari arah timur dengan rata-rata jumlah penumpang yang turun mencapai dari 1.000 orang. Untuk mengantisipasi berbagai tindak kriminal, pihak Stasiun Kiara Condong telah mempersiapkan pengamanan bersama aparat kepolisian serta aparat TNI-AD, yang terdiri dari 23 orang anggota Samapta serta Brimob dari Polda Jabar, dua orang anggota Polisi Militer, serta lima orang dari Kodim setempat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007