Temanggung (ANTARA) - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyatakan bahwa popularitas pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat ini menanjak meskipun terus mendapatkan tekanan isu-isu negatif.

"Posisi Pak Jokowi menanjak, sekarang sudah di angka 56 persen, saya rasa ini didorong oleh berbagai hal seperti deklarasi-deklarasi alumni, deklarasi profesi, serangan udara juga semakin masif," katanya di Temanggung, Senin.

Ia menyampaikan hal tersebut usai rapat konsolidasi pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Parakan, Kabupaten Temanggung.

"Selain itu, di bawah gerakan kami 'door to door' kenceng dan masyarakat mulai tahu bahwa banyak lemparan isu dan narasi hoaks yang ditujukan pada pasangan Jokowi-Ma'ruf mulai diketahui bahwa itu bohong," katanya

Namun demikian, pihaknya juga mengaku tidak ingin lengah ataupun sombong, bahkan pihaknya mengaku bertekat untuk mengawal secara detail hingga teknis dalam pemenangan sampai ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Menurut survei, yang mempercayai hoaks itu 9 juta dan artinya bisa digoyang setelah mendapatkan penjelasan," katanya.

Menyinggung kesiapan debat Cawapres pada Minggu (17/3), dia mengatakan sudah disiapkan sedemikian rupa.

"Kiai Ma'ruf rajin memanggil pihak-pihak yang terkait dengan bidangnya untuk berdiskusi, misalnya soal pendidikan, kesehatan dan sebagainya," katanya.

Ia menuturkan dengan pengalaman Kiai Ma'ruf sebagai politisi dan memang lahir sebagai intelektual yang betul-betul lahir dari bawah, kemudian pengalaman memimpin seluruh organisasi yang besar-besar pihaknya meyakini Kiai Ma'ruf akan menang.

"Ada tim Kiai Ma'ruf yang kita dorong untuk memback up dalam artian memberikan masukan-masukan soal bidang-bidang, kita bicara di substansi, kalau teknik bicara dan seterusnya soal lain," katanya.

Ia menuturkan kapasitas Kiai Ma'ruf Amin tidak diragukan dalam dunia perpolitikan. Pernah menjadi anggota DPRD, DPR RI, politisi bahkan Kiai Ma'ruf juga terjun terus ke lapangan memimpin organisasi besar.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019