Jakarta (ANTARA) - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menginformasikan bahwa kondisi mata dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan semakin membaik.

Hal tersebut dikatakan oleh Arif Maulana perwakilan dari Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi saat konferensi pers "700 Hari Penyerangan Novel Baswedan" di gedung KPK, Jakarta, Selasa.

Arif mengungkapkan bahwa Novel tidak dapat mengikuti konferensi tersebut karena sedang mengecek kondisi kedua matanya di Singapura.

"Mas Novel Baswedan hari ini tidak bisa bergabung bersama kita semuanya karena beliau masih ada di Singapura hari ini untuk mengontrol kesehatan beliau. Beliau mengabarkan bahwa kondisi mata kiri beliau itu semakin membaik," kata Arif.

Ia juga menginformasikan bahwa kondisi mata kanan Novel juga semakin membaik dan stabil.

"Dan untuk mata kanan beliau yg kemarin sempat kurang baik hari ini ditanyakan sudah cukup stabil," ungkap Arif yang juga anggota tim kuasa hukum Novel Baswedan tersebut.

Dalam konferensi pers itu, Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menuntut tiga hal pada hari ke-700 peristiwa penyerangan terhadap Novel.

Pertama, Presiden Joko Widodo agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen melalui Keppres yang terdiri dari para ahli, tokoh, dan praktisi yang kompeten dan independen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Kedua, KPK segera menindaklanjuti laporan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi mengenai dugaan perintangan penyidikan atau "obstruction of justice" dalam perkara periyiraman air keras terhadap Novel dan teror lainnya dan teror terhadap pegawai KPK lainnya.

Ketiga, kepolisian menghormati pembentukan TGPF Independen oleh Presiden RI dan penyidikan dugaan perintangan penyidikan oleh KPK serta bersedia bekerja sama secara penuh melakukan pengungkapan kasus.

Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019