Langkah ini hanya mempengaruhi satu operator, Fiji Airways..
Wellington (ANTARA) - Selandia Baru pada Rabu mengumumkan, bahwa pihaknya telah menangguhkan pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 8 ke atau dari Selandia Baru setelah kecelakaan mematikan pada Minggu(10/3) di Ethiopia.

Langkah ini hanya mempengaruhi satu operator, Fiji Airways, kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Otoritas Penerbangan Sipil Selandia Baru (CAA).

Direktur CAA Graeme Harris mengatakan "Karena pemanfaatan yang sangat rendah dari pesawat jenis ini pada penerbangan masuk dan keluar dari Selandia Baru -- misalnya penerbangan berjadwal berikutnya dengan jenis ini tidak sampai besok sore -- CAA memiliki waktu untuk meninjau secara menyeluruh kekhawatiran tentang pesawat seri Boeing 737 Max 8 setelah kecelakaan tragis yang melibatkan tipe ini di Indonesia dan Ethiopia."

"Keputusan untuk menunda pengoperasian pesawat ini, menyusul diskusi-diskusi baru-baru ini dengan otoritas penerbangan lainnya, termasuk Federal Aviation Administration AS (FAA) yang memiliki tanggung jawab untuk mengawasi desain pesawat," kata Harris.

"Penilaian CAA telah mempertimbangkan tingkat ketidakpastian mengenai penyebab kecelakaan Ethiopian Airlines baru-baru ini ditambah kajiannya tentang desain pesawat."

Pesawat Boeing 737 Max 8 Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Minggu (10/3) menewaskan semua 157 orang di dalamnya. Insiden fatal itu menarik perhatian baru terhadap pesawat itu setelah pesawat yang sama yang dioperasikan oleh Lion Air Indonesia jatuh pada Oktober tahun lalu, menewaskan semua 189 orang di dalamnya.

Sejumlah otoritas penerbangan dan maskapai penerbangan pada Selasa (12/3) bergabung dengan pelarangan penerbangan jet Boeing 737 Max 8. Regulator keselamatan penerbangan Eropa mengeluarkan larangan penerbangan model pesawat tersebut di seluruh benua menyusul langkah yang sama oleh Australia, Singapura, Malaysia, dan negara-negara lain.

"Ini adalah penangguhan sementara, sementara kami terus memantau situasi dengan seksama dan menganalisis informasi yang datang ke tangan untuk menentukan risiko-risiko keselamatan operasi lanjutan Boeing 737 Max ke dan dari Selandia Baru," kata Harris.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019