Tadi, setelah Subuh sudah dilaksanakan Shalat Gaib di setiap masjid,
Batam (ANTARA) (ANTARA) - Warga Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) melaksanakan Shalat Gaib di sejumlah masjid di kota setempat, untuk mendoakan korban penembakan massal yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru.

"Tadi, setelah Subuh sudah dilaksanakan Shalat Gaib di setiap masjid," kata Ketua Forum Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (FUI MUI)  Kota Batam, Didi Suryadi di Batam, Sabtu.

Ibadah Shalat Gaib, menurut dia dilaksanakan untuk mendoakan korban teror yang meninggal, agar diampuni segala dosanya dan langsung ditempatkan di surga, sebagai syahid.

FUI MUI, tambahnya langsung menghubungi Ikatan Persatuan Imam Masjid untuk melaksanakan ibadah itu serentak, subuh tadi.

"Dan bagi yang belum melaksanakan, kami imbau agar segera menyusul," ujarnya.

MUI, kata dia mengecam dan mengutuk tindakan barbar yang dilakukan teroris di Selandia Baru.

Sementara itu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)  Kepri mengimbau warga tidak terprovokasi kasus penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru.

"Kita lebih takut dengan doktrin balas dendam, itu tidak boleh," kata Wakil Ketua FKUB Kepri, Chabulllah Wibisono.

FKUB, meminta pemuka agama untuk terus mendampingi umatnya, untuk menghindari tindakan brutal kepada siapa pun. Pemuka agama diminta untuk mengingatkan kembali agar umatnya tidak menebar kebencian.

Menurut dia kejadian di Selandia Baru, bisa saja menimbulkan kebencian satu sama lain, bagi mereka yang berpikiran pendek. Karenanya masyarakat harus terus diingatkan untuk saling menghormati satu sama lain.

"Yang berbahaya itu adalah yang berpikiran pendek. Bagi orang yang berpikiran pendek, ini bisa mengganggunya," kata pria yang juga menjabat Ketua MUI Provinsi Kepri.

Selanjutnya, tambah dia, FKUB akan memanggil pemuka agama untuk mengambil langkah antisipatif, demi menjaga kerukunan umat beragama di sana.

"Sebenarnya di Indonesia tidak ada gejala ke arah sana. Tapi menjelang pemilu, kita semua harus waspada, takut kasus ini ditungangi politik," kata dia.

Pewarta:Yunianti Jannatun Naim

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019